Cek Fakta: Gangguan Mental Dikabarkan Jadi Gejala Baru Penyakit Akibat Covid-19, Simak Faktanya

- 11 Desember 2020, 18:57 WIB
/

PR BEKASI – Beredar kabar di media sosial yang menyebutkan bahwa delirium, atau gangguan mental sebagai gejala baru penyakit yang diakibatkan karena Covid-19.

Informasi tersebut beredar di Twitter dengan sebuah unggahan infografik yang mencatut logo Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 beredar di Twitter sejak Rabu, 9 Desember 2020.

Namun, berdasarkan hasil pemeriksaan fakta, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara, pada Jumat, 11 Desember 2020, klaim bahwa delirium sebagai gejala baru penyakit yang diakibatkan karena Covid-19 itu adalah salah atau hoaks.

Baca Juga: Sebut Laskar FPI yang Gugur Sudah Bersama Rasulullah, Ferdinand Sindir Babe Haikal: Hebat Bisa Tahu

Adapun infografik yang beredar di media sosial Twitter itu menampilkan visualisasi perempuan bermasker mencantumkan delapan gejala delirium, di antaranya suka melamun, lamban bereaksi, mudah tersinggung dan suasana hati mendadak berubah.

Logo slogan "Ingat Pesan Ibu" dari Badan Nasional Penanggulanan Bencana (BNPB) juga disematkan, seakan menegaskan informasi itu resmi berasal dari Satgas COVID-19.

Faktanya, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara, Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito membantah informasi dalam infografik itu berasal dari pihaknya.

Baca Juga: Edy Mulyadi Dinilai Buat Gaduh, Habib Husin: Bahaya, Masyarakat Bisa Terprovokasi dengan Video Ini

"Sedang dicari siapa yang membuat info itu. Bukan kami," kata Wiku.

Kajian terkait delirium pada pasien COVID-19 itu salah satunya merujuk pada hasil penelitian yang dimuat di Perpustakaan Obat-obatan Institut Kesehatan Nasional AS.

Penelitian berjudul "Delirium pada COVID-19: Korelasi epidemologi dan klinis pada sekelompok besar pasien yang dirawat di rumah sakit akademis" menyatakan delirium menjadi komplikasi umum rawat inap pada pasien-pasien dengan dugaan pneumonia COVID-19 yang dirawat di rumah sakit saat puncak pandemi.

Baca Juga: Kasus Covid-19 di Bogor Semakin Bertambah, Kantor Dinas dan GOR Disulap Jadi RS Darurat

Komplikasi itu terkait usia pasien yang lebih tua, komobid neurologis, serta kandungan urea dalam darah dan dehidrogenase laktat yang tinggi.

Dalam situsnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan delirium merupakan salah satu gejala komplikasi neurologis yang jarang terjadi tapi menyebabkan sakit parah.

Selain delirium, komplikasi neurologis lain adalah stroke, radang otak, dan kerusakan saraf.

Baca Juga: Cek Fakta: Menteri BUMN Erick Thohir Dikabarkan Akan Diselidiki KPK Atas Kasus Dugaan Korupsi

Dalam penjelasan lain, WHO menyatakan COVID-19 dapat menyebabkan komplikasi penyakit mental dan neurologis.

"Orang dengan gangguan mental, neurologis, atau penyalahgunaan zat juga lebih rentan terhadap infeksi SARS-CoV-2. Mereka mungkin memiliki risiko lebih tinggi untuk sakit yang lebih parah, bahkan kematian," kata WHO.

Atas penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa klaim delirium sebagai gejala baru penyakit yang diakibatkan karena Covid-19 itu adalah salah atau hoaks.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x