Network
PR BEKASI - Beredar informasi di media sosial yang menyebut bahwa China telah membuat kantor polisi di Indonesia.
Narasi tersebut disebarkan oleh pemilik akun Facebook bernama Maulana Ibrahim disertai dengan video berdurasi 1 menit dengan judul "Heboh Cina Buka Kantor Polisi".
Namun setelah dilakukan penelusuran fakta, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Turn Back Hoax Mafindo, pemberitaan terkait pembukaan kantor polisi China di Indonesia adalah hoaks.
Baca Juga: Menteri Agama Baru Jokowi Dinilai Tak Beda Jauh, Ketua Progres 98: Bapak, Jangan Politik 'Adu Domba'
Narasi yang sama juga pada beberapa tahun lalu, tepatnya pada 2018 sempat membuat geger masyarakat Indonesia juga.
Pada saat itu, plakat dengan aksara China disertai bendera Cina dan Indonesia, bertuliskan “Kantor Polisi Bersama”, sempat bertebaran di media sosial dan banyak menimbulkan spekulasi.
Meski begitu, di tahun 2018, Kapolres Ketapang telah membuat klarifikasi dan membuat bantahan atas isu yang beredar di masyarakat, dirinya menyebutkan bahwa tidak ada kerjasama ataupun pendirian kantor polisi China di Ketapang.
Dikutip dari Turn Back Hoax, Kapolres Ketapang AKPB Sunario membenarkan bahwa ada kunjungan kepolisian dari China di Ketapang pada Kamis, 12 juli 2018.
Baca Juga: Gus Yaqut Disorot Hanya Lulusan SMA, Faizal Assegaf: Mega dan Gus Dur Tak Lulus Kuliah Jadi Presiden
Namun, Kepolisian China saat itu hendak melakukan kunjungan ke PT BSM di Ketapang dan mengajak Polres Ketapang untuk kerjasama. Namun Polres ketapang saat itu menolak, karena kerjasama harus atas persetujuan Mabes Polri.
Kapolres Ketapang juga tidak membenarkan telah ada bangunan Kantor Polisi Bersama antara Kepolisian Negara Republik Indonesia Provinsi Kalimantan Barat Kabupaten Ketapang dan Kepolisian Tiongkok Provinsi Jiangsu Resor Suzhou.
Hingga tahun 2020, tidak terbukti ada kantor polisi China di Indonesia ataupun kerjasama resmi Kepolisian China dan Indonesia.
Baca Juga: Tepis Isu Ingin Lindungi Syiah dan Ahmadiyah, Gus Yaqut: Sebagai Warga Negara, Bukan Jemaah
Sehingga klaim yang dinyatakan akun Maulana Ibrahim adalah hoaks dan termasuk dalam kategori KONTEN MENYESATKAN.***
