Cek Fakta: Benarkah Keluarga Cikeas Runtuh karena Demokrat Berhasil Dikudeta, Ini Faktanya

- 25 Februari 2021, 17:50 WIB
Video yang menyebut keluarga Cikeas runtuh karena Partai Demokrat dikudeta dan Museum SBY-Ani disegel.
Video yang menyebut keluarga Cikeas runtuh karena Partai Demokrat dikudeta dan Museum SBY-Ani disegel. /YouTube SKEMA POLITIK

PR BEKASI - Baru-baru ini beredar narasi di media sosial yang mengeklaim bahwa keluarga Cikeas runtuh karena Partai Demokrat berhasil dikudeta dan Museum SBY-Ani di Pacitan, Jawa Timur disegel.

Perlu diketahui, keluarga Cikeas merujuk pada keluarga Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Narasi tersebut beredar melalui sebuah unggahan video di kanal YouTube SKEMA POLITIK pada 23 Februari 2021 dengan judul, "KELUARGA CIKEAS RUNTUH, PARTAI DEMOKRAT DIKVDETA & MUSEUM SBY DISEGEL ~ BERITA TERBARU".

Namun setelah dilakukan penelusuran fakta oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com, Kamis, 25 Februari 2021, narasi yang mengeklaim keluarga Cikeas runtuh karena Partai Demokrat dikudeta dan Museum SBY-Ani disegel adalah narasi yang keliru atau hoaks.

Baca Juga: Tak Mau Bicara Pernikahan Sebelum Aurel Sembuh, Atta Halilintar: Aku Enggak Akan Maksain Tanggal

Baca Juga: Mensos Risma Kembali Blusukan di Jakarta, Christ Wamea: Habis Banjir Pasti Ada Drama Gelandangan

Adapun narasi yang terdapat pada sampul video yang berdurasi 10 menit 19 detik tersebut adalah sebagai berikut:

"AKHIRNYA
NASIB SIAL KELUARGA CIKEAS
PARTAI DEMOKRAT DIKUDETA, MUSEUM SBY DISEGEL"

Faktanya, video tersebut tidak memuat informasi keluarga Cikeas yang runtuh karena Partai Demokrat dikudeta dan Museum SBY-Ani yang disebut disegel.

Dalam video itu, jika diteliti secara seksama, terdapat dua tema narasi yang berbeda.

Baca Juga: Geram dengan Mega Skandal Korupsi PT Asabri, Haikal Hassan: Hukum Mati Mereka!

Pertama, video tersebut memberitakan tentang mantan Waketum Partai Demokrat Max Sopacua yang balik membalas pernyataan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang menyebut para kader partai yang mendorong digelarnya kongres luar biasa (KLB) adalah pengkhianat.

Max menyampaikan bahwa hingga saat ini, dirinya melihat bahwa Partai Demokrat jadi dimiliki oleh satu pihak. Itulah, tutur Max, yang disebut melengserkan orang-orang lama.

Menurutnya, hal inilah yang kemudian memunculkan konotasi kubu yang menghendaki KLB dituding sebagai pengkhianat. 

Baca Juga: Kebijakan Baru, Berikut Cara dan Persyaratan untuk Daftar dan Perpanjangan SIM Online

Namun, Max mengatakan bahwa sejatinya yang menjadi pengkhianat di Partai Demokrat tidak lain adalah SBY dan keluarganya.

Max menceritakan bahwa sejatinya SBY tidak usah ikut andil dalam pendirian Partai Demokrat di awal dekade 2000-an.

Ia juga menyebut, bergabungnya SBY ke Partai Demokrat pada saat itu lantaran hanya ingin maju sebagai calon di Pemilu 2004 silam.

Karena itu bagi Max, SBY diibaratkan tak lebih dari seorang tamu di Partai Demokrat. Namun dalam perjalanan, SBY kemudian mengambil alih dan menggusur pemilik rumah.

Baca Juga: PN Jakarta Pusat Tutup Layanan Sementara 2 Hari Usai 7 Pegawai Positif Covid-19

Kemudian,  narasi yang kedua menjelaskan soal Pemprov Jawa Timur yang menarik bantuan hibah senilai Rp9 miliar kepada Pemkab Pacitan.

Dana hibah itu sebagian akan diberikan kepada Yudhoyono Foundation untuk pembangunan Museum Ani Yudhoyono di Kabupaten Pacitan.

Penarikan dana tersebut sesuai surat Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur kepada Bupati Pacitan tertanggal 16 Februari 2021 perihal Penarikan Kembali Bantuan Keuangan Khusus Kabupaten Pacitan pada Perubahan APBD Provinsi Jawa Timur tahun anggaran 2020.

Sekdaprov Jawa Timur Heru Tjahjono membenarkan Pemprov Jawa Timur telah menarik dana bantuan hibah untuk Pemkab Pacitan.

Baca Juga: Viral Video Nissa Sabyan Tiba-tiba Ucapkan 'Gelay' Saat Dihampiri Diduga Ayus, Apa Maksudnya?

"Kami tarik karena tidak dipergunakan, dananya dikembalikan lagi ke rekening Pemprov Jatim," katanya

Maka dari itu, jika dikatakan Partai Demokrat telah dikudeta, hal tersebut adalah keliru sebab hingga detik ini KLB pun belum juga dilakukan.

Sementara, terkait penyegelan Museum SBY-Ani, belum ada kabar dari media berita utama atau pun keterangan dari Pemprov Jatim terkait hal tersebut.

Adapun yang mencurigai adanya kemungkinan pelanggaran hukum dalam dana hibah Museum SBY-Ani tersebut adalah Dewan Pakar PKPI Teddy Gusnaidi.

Baca Juga: Wabup OKU Terpilih Tetap Akan Dilantik Meski Sedang Ditahan, Rizal Ramli: Kejadian Langka di Dunia

Teddy menilai jika benar terjadi pelanggaran hukum, maka ada konsekuensinya.

“Apakah persetujuan kemarin itu melanggar hukum? Jika iya, artinya harus ada yang diproses hukum dong,” ujarnya..

Namun jika memang tak melanggar hukum, Teddy Gusnaidi mempertanyakan mengapa dana hibah Museum SBY-Ani itu dibatalkan.

Baca Juga: Puluhan Tahanan Korupsi termasuk Juliari Sudah Mendapat Vaksinasi Covid-19, Arief Muhammad: Iri Sekali

“Jika tidak (melanggar hukum) kenapa harus dibatalkan persetujuan kemarin? @SBYudhoyono,” tanya Teddy.

Kesimpulannya, karena judul beserta sampul video tersebut tidak sesuai dengan isinya, maka narasi yang mengeklaim keluarga Cikeas runtuh karena Partai Demokrat dikudeta dan Museum SBY-Ani disegel dinyatakan hoaks.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: YouTube Sobat Dosen


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x