Cek Fakta: Benarkah Ranjau Angkatan Laut China Ditemukan di Lokasi Tenggelamnya KRI Nanggala-402?

- 1 Mei 2021, 11:30 WIB
Benarkah ranjau angkatan laut China ditemukan di lokasi tenggelamnya KRI Nanggala-402?
Benarkah ranjau angkatan laut China ditemukan di lokasi tenggelamnya KRI Nanggala-402? /ANTARA FOTO/Fikri Yusuf



PR BEKASI - Beredar narasi di media sosial yang mengeklaim bahwa telah ditemukan ranjau dari Angkatan Laut China di sekitar lokasi tenggelamnya KRI Nanggala-402.

Diketahui pada 25 April 2021, pukul 09.04 WITA, ROV Singapura mendapatkan kontak visual dengan KRI Nanggala-402. Tepatnya pada posisi tepatnya berjarak kurang lebih 1.500 yard di arah Selatan pada kedalaman 838 meter.

Kedalaman Laut Bali di lokasi hilangnya kapal KRI Nanggala-402 hampir setinggi Burj Khalifa, Dubai, Uni Emirat Arab. Menara tertinggi di dunia itu memiliki tinggi 828 meter.

Baca Juga: Selain Tolak UU Cipta Kerja, Ini Tuntutan Para Buruh dalam Aksi Demo Hari Ini

Narasi penemuan ranjau Angkatan Laut China tersebut pertama kali disebarkan oleh pemilik akun Twitter @plato_ids pada 25 April 2021.

Berikut adalah narasi lengkapnya:

"Saat ini petinggi TNI digegerkan dengan temuan banyaknya ranjau bawah laut di sekitar lokasi tenggelamnya KRI Nanggala 402 | hasil pantauan pesawat intai Poseidon P-8 Amerika simpulkan ranjau tersebut ditanam angkatan laut komunis china | laut Indonesia sudah jebol | *infovalid," demikian isi cuitan tersebut.

Baca Juga: Nekat Mudik Pakai Travel Gelap? Kemenhub Ungkap Empat Risiko Berbahaya Ini

Hoaks - ranjau Angkatan Laut China ditemukan di lokasi tenggelamnya KRI Nanggala-402. /Twitter
Hoaks - ranjau Angkatan Laut China ditemukan di lokasi tenggelamnya KRI Nanggala-402. /Twitter


Namun setelah dilakukan penelusuran fakta yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Turn Back Hoax, Sabtu, 1 Mei 2021, klaim bahwa ranjau Angkatan Laut China ditemukan di lokasi tenggelamnya KRI Nanggala-402 adalah klaim yang keliru atau hoaks.

Faktanya, Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (Kadispen AL) Laksamana Pertama Julius Widjojono membantah klaim adanya ranjau yang ditanam oleh China.

Ia juga berada di lokasi saat pesawat P-Poseidon melakukan operasi dan tidak ada informasi demikian.

Baca Juga: Banyak Perjuangan di Balik Kesalahan Adegan 'Ikatan Cinta', Amanda Manopo: Saya Minta Maaf, Mohon Dimengerti

“Salah besar. Di Peta Hidros (peta laut yang dikeluarkan oleh Pushidrosal) sudah tergambar dengan jelas daerah latihan kapal selam. Kalau ada ledakan pasti ada semburan air dari dalam laut, KRI-KRI sekitarnya pasti tahu. Kalau ledakan pasti banyak serpihan, kami tidak sulit cari posisi sunk-nya,” ucapnya.

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto memastikan kapal selam bahwa KRI Nanggala 402 yang hilang di Perairan Utara Pulau Bali tak meledak. Kapal tersebut mengalami keretakan yang menyebabkannya tenggelam ke dasar laut.

“Tidak meledak, kalau meledak pasti sudah buyar semua, dan suara ledakannya pasti terdeteksi, kemungkinan mengalami retakan,” ujar Hadi dalam jumpa pers soal KRI Nanggala 402 pada Sabtu, 24 April 2021.

Baca Juga: Berisiko Tularkan Covid-19, 22 Bazar Ramadhan di Malaysia Ditutup

Lebih lanjut, Pakar Kapal Selam dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Wisnu Wardhana menjelaskan 3 faktor penyebab tenggelamnya KRI Nanggala-402 milik TNI AL sedalam 850 meter di perairan Bali.

Ketiga faktor itu adalah tidak berfungsinya Air Ballast yang dapat mengatur ketinggian penyelaman kapal, tidak berfungsinya hydroplane atau sayap di badan kapal dan rusaknya Pressure Hull yang membuat kapal tersebut akhirnya hancur karena besarnya tekanan air.

"Kapal itu (Nanggala-402) hancur karena pressure hull-nya ditekan dengan tekanan hidrostatik yang 4 kali lebih besar, karena dari 200 meter jadi 800 meter. Makanya pressure hull-nya pecah," ujarnya.

Baca Juga: Ajak Mensyukuri Penangkapan Munarman, Bekto Suprapto: Kalau Densus 88 Tak Cepat, Bom Sudah Jadi Ratusan

Ia menjelaskan kapal tua buatan industri Howaldtswerke, Kiel, Jerman itu memiliki usia kurang lebih 40 tahun. Pada tahun 80-an kapal tersebut didesain hanya dapat menyelam pada kedalaman 300 meter. Namun seiring bertambahnya usia kapal, kini ia memprediksi hanya kuat pada kedalaman 200 meter saja.

Pada kedalaman yang melebihi ambang batas itu, struktur pelindung kapal, Pressure Hull yang ia sebut menyerupai cangkang telur dapat hancur karena mendapatkan tekanan hidrostatistik.

"Kalau tekanan diperbesar terus maka pecah telur itu. Kalau pecah maka tekanan air dari luar menerjang masuk dan menyerang manusia yang ada di dalam telur," ujarnya.

Baca Juga: Tangki Oksigen Miliknya Direbut Paksa untuk Si Kaya, Pasien Covid-19 di India Ini Meninggal Dunia

"Makanya barang-barang yang ada di dalam kapal Nanggala-402 itu muncrat keluar semua. Dan itu menunjukkan bahawa pressure hull telah pecah," tambah Wisnu.

Wisnu menjelaskan lapisan yang menyerupai telur itu diatur dalam ukuran sebesar 1 atmosfer. Jika diremas dari luar dan melebihi kemampuan maksimum, maka telur itu akan pecah.

Di samping itu ia menjelaskan, di setiap kapal selam tidak memiliki teknologi yang dapat memberikan rekaman perjalanan dan percakapan di dalam kapal seperti Black Box layaknya di pesawat terbang yang dapat membantu identifikasi kecelakaan kapal.

Baca Juga: Segera Cair Awal Mei 2021, Berikut Link Bansos PKH, BST, BPNT yang Bisa Diakses untuk Pengecekannya

Menurutnya, identifikasi masalah dapat dilakukan apabila bangkai kapal selam Nanggala-402 sudah di tarik ke darat. Dari rangka dan serpihan yang ditemukan itu, barulah dapat diidentifikasi apa yang terjadi pada kapal selam milik TNI AL itu.

Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa narasi yang menyebutkan ditemukan ranjau China di sekitar lokasi tenggelamnya KRI Nanggala-402, adalah hoaks.

TNI membantah informasi tersebut dan memastikan tidak benar.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: Turn Back Hoax


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x