Bukan Ahok, Wanita Ini Jadi Sorotan di Balik Keuntungan Pertamina Hingga Rp14 Triliun di Tahun 2020

7 Februari 2021, 21:29 WIB
Ilustrasi gedung Pertamina. Pertamina meraup untung besar di tengah pandemi. /Pertamina

PR BEKASI - BUMN Pertamina dinilai sukses dalam pencapaian laba yang diperolehnya saat ini.

Diketahui bahwa laba yang diperoleh Pertamina yakni di atas 1 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau sekira Rp14 triliun.

Angka tersebut merupakan laba pada pada tahun 2020 lalu.

Laba tersebut dinilai kesuksesan Pertamina lantaran dicapai di tengah pandemi Covid-19.

Baca Juga: Meski Minus 3,5 Persen, Kemenkeu: Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Masih di Atas Rata-rata Global

Hal itu juga tentu tak lepas dari strategi bisnisnya yang dinilai sangat tepat.

“Apa yang telah dicapai oleh Pertamina memperoleh laba hingga Rp14 triliun merupakan suatu hal yang luar biasa dengan strategis bisnis yang tepat," kata Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan dalam keterangannya di Jakarta, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara pada Minggu, 7 Februari 2021.

"Strategi Pertamina dalam rangka menghadapi tripple shocks saat pandemi bisa berbuah manis,” katanya, menambahkan.

Pada semester I 2020, keuntungan Pertamina sempat anjlok dengan mencatatkan kerugian hingga Rp11 triliun.

Baca Juga: Dibuat Kaget Saat Lakukan Inspeksi Mendadak, Ganjar Pranowo Marah Temukan Penyebab Banjir Semarang

Menurutnya, kerugian itu dapat terjadi lantaran BUMN Migas ini mengalami tripple shocks.

Artinya yakni, menurunnya harga minyak dunia, menurunnya permintaan, dan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar.

Namun, dengan strategi bisnis yang tepat, Pertamina berhasil melakukan rebound.

Sehingga pada akhir 2020 lalu, Pertamina bisa membukukan keuntungan.

Baca Juga: Abu Vulkanik Letusan Gunung Raung Sulitkan Mata Melihat, Bandara Banyuwangi Sempat Ditutup Minggu Pagi

Menurut Mamit, ada sejumlah faktor pendorong yang menyebabkan Pertamina mengalami rebound dalam segi keuntungan.

Hal yang dimaksud yakni berhasil melakukan efisiensi dengan memangkas biaya produksi.

"Pertamina berhasil melakukan pekerjaan skala prioritas dengan pekerjaan mana saya yang bisa dikerjakan dan pekerjaan yang bisa bisa ditunda sementara waktu," katanya.

Selanjutnya, perusahaan Migas dalam negeri ini berhasil meningkatkan produksi di tengah harga minyak mentah (crude oli) dunia terkoreksi.

Baca Juga: Terbukti Positif Amfetamin, Ridho Rhoma Ditangkap Polisi untuk Kedua Kalinya

Kondisi ini berbanding terbalik dengan produksi minyak di semester sebelumnya.

Konsumsi BBM di dalam negeri, lanjutnya, mengalami peningkatan dibandingkan dengan semester I.

"Terakhir, Pertamina berhasil meningkatkan pendapatannya dari luar core bisnisnya sektor migas. Ini sangat membantu Pertamina," katanya.

Mamit juga memberikan apresiasi atas upaya yang dilakukan Dirut Pertamina, Nicke Widyawati untuk mendongkrak revenue perusahaannya.

Baca Juga: Ancam Galih Ginanjar Jika Lupakan Kebaikannya, Barbie Kumalasari: Hati-hati Nanti Bisa Aku Tuntut!

Diketahui bahwa salah satunya dengan melakukan storage, ketika harga minta dunia naik Pertamina melakukan penjualan yang berdampak signifikan terhadap pendapatan.

Terkait dengan pembayaran utang pemerintah sebesar Rp45 triliun kepada Pertamina, Mamit mengatakan bahwa pembayaran utang tersebut menjadi stimulus bagi Pertamina bisa memperoleh keuntungan lebih baik.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler