Kenali Reksadana Berdasarkan Tingkatan Risiko, Wajib Diketahui Pemula Sebelum Investasi

16 Oktober 2021, 15:31 WIB
Ilustrasi investasi. Kenali jenis-jenis reksadana berdasarkan profil risiko yang wajib diketahui pemula. /Reuters

PR BEKASI - Pada masa modern seperti sekarang, siapa pun bisa melakukan investasi.

Pasalnya, investasi di tengah perkembangan teknologi yang pesat ini dapat dilakukan dengan mudah.

Terdapat sejumlah aplikasi yang memudahkan investasi, terutama bagi pemula.

Baca Juga: Apa Itu Reksa Dana? Kenali Reksa Dana dan Cara Kerjanya Dalam Menghasilkan Cuan Untuk Anda!

Namun sebelum mulai membangun porfolio investasi, pilihlah produk investasi yang sesuai kebutuhanmu.

Saat ini, instrumen investasi reksadana tengah digandrungi. Pasalnya dengan mengeluarkan kocek minimal Rp10 ribu, semua orang bisa berinvestasi.

Namun, reksadana bukanlah instrumen investasi bebas risiko.

Baca Juga: Cara Akses dan Persyaratan Program Bahan Pangan Bersubsidi Pemprov DKI Jakarta, Cukup Masukkan 2 Data Ini

Masih ada kemungkinan untuk kehilangan modal yang ditanamkan pada instrumen tersebut.

Tentunya, hal ini diimbangi dengan return reksadana yang jauh lebih besar daripada investasi seperti deposito atau menabung di bank.

Beberapa jenis reksadana menawarkan return yang agak kecil namun risiko yang lebih rendah sehingga cukup aman untuk investasi jangka pendek.

Baca Juga: Link Pendaftaran Program Bahan Pangan Bersubsidi Oktober dari Pemprov DKI Jakarta

Dan ada juga reksadana dengan return yang cukup tinggi kira-kira hampir 20% per tahun, tentunya dengan risiko yang sepadan.

Jika bingung harus memiliki reksadana yang seperti apa, berikut ini jenis reksadana menurut profil risikonya dilansir PikiranRakyat-Bekasi.com dari berbagai sumber:

Reksadana Pasar Uang

Reksadana pasar uang adalah reksadana yang berinvestasi dalam instrumen investasi pasar uang seperti deposito berjangka, sertifikat deposito, Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan instrumen investasi pasar uang lainnya.

Baca Juga: 3 Cara Cek Pinjol Legal atau Ilegal Pinjol Lewat OJK, Jangan Sampai Terjerat!

Jangka investasinya cukup pendek yakni hanya kurang dari satu tahun dan imbal hasilnya cukup rendah dibandingkan dengan reksadana lainnya.

Namun risikonya juga rendah sehingga reksadana ini lebih pas untuk menjaga nilai modal yang ditabung agar tidak tergerus inflasi.

Reksadana ini cocok bagi individu yang hanya ingin mempertahankan nilai tabungannya dan ingin memiliki reksadana yang likuid atau mudah dicairkan.

Baca Juga: Daftar Harga Kebutuhan Pokok Jabar Awal Oktober 2021, Telur Ayam hingga Cabai Merangkak Naik

Reksadana Pendapatan Tetap

Reksadana yang satu ini memiliki risiko yang lebih tinggi daripada reksadana pasar uang, namun juga dengan imbal hasil atau return yang lebih tinggi.

Reksadana pendapatan tetap menginvestasikan modalnya ke instrumen investasi seperti efek utang dan obligasi sebesar 80 persen.

Jangka reksadana ini agak lebih panjang dibandingkan reksadana sebelumnya yakni 1-3 tahun sehingga lebih cocok untuk rencana jangka menengah.

Baca Juga: Kabar Buruk! BST Kemensos Tidak Lagi Dicairkan karena Alasan Ini, Risma Fokus Cairkan Dua Bansos Ini

Reksadana ini cocok bagi individu yang berencana untuk melakukan kegiatan besar seperti kegiatan ibadah, liburan, renovasi rumah, dan kegiatan lain yang membutuhkan modal yang cukup besar 1 sampai 3 tahun lagi.

Reksadana Campuran

Reksadana yang satu ini lebih berisiko dibandingkan dengan reksadana sebelumnya karena reksadana ini menginvestasikan modalnya ke instrumen investasi saham dan obligasi sehingga risiko juga cukup tinggi.

Namun imbal hasilnya juga lumayan tinggi dan risikonya tidak sebesar reksadana saham.

Baca Juga: Aplikasi Catatan Keuangan Otomatis untuk Bisnis

Ada bagusnya jika reksadana ini digunakan untuk mengumpulkan modal membeli rumah atau membangun bisnis karena jangka waktu yang diperlukan untuk reksadana ini agar dapat berkembang secara optimal cukup lama, sekitar 5-10 tahun.

Reksadana Saham

Reksadana saham adalah reksadana yang paling berisiko dibandingkan reksadana lainnya karena modal reksadana ini sebagian besar diinvestasikan ke instrumen investasi pasar saham yang terkenal cenderung berubah-ubah.

Jangka waktu reksadana ini termasuk jangka panjang yakni 10-20 tahun atau bahkan lebih.

Baca Juga: Program Inventory Barang untuk Kelola Bisnis Lebih Cepat dan Efisien

Risiko reksadana ini juga diikuti oleh imbal hasil yang terbesar dibandingkan dengan reksadana lainnya.

Reksadana ini lebih cocok untuk individu yang ingin mengumpulkan dana pensiun dan masih memiliki setidaknya 20 tahun masa kerja lagi sebelum pensiun. Karena jika digunakan untuk investasi jangka pendek, kemungkinan kehilangan modal masih sangat besar.

Itu saja rangkuman jenis reksadana berdasarkan profil risikonya, tetap sesuaikan dengan target keuangan dan rencana hidup!***

Editor: Elfrida Chania S

Tags

Terkini

Terpopuler