Meski Dibayangi Resesi, Pemerintah Yakin Ekonomi Kuartal III akan Membaik

23 September 2020, 19:08 WIB
Sekretaris Eksekutif I Komite Penanganan Covid-19 dan PEN Raden Pardede. /Twitter/ @KADIN_Indonesia/

PR BEKASI – Meski dibayangi resesi atau pertumbuhan negatif selama dua kuartal berturut-turut, pertumbuhan ekonomi kuartal III-2020 diyakini akan lebih baik dibandingkan kuartal II-2020.

Keyakinan tersebut diungkapkan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) melalui Raden Pardede selaku Sekretaris Eksekutif I Komite Penanganan Covid-19 dan PEN dalam diskusi daring di Jakarta, Rabu, 23 September 2020.

"Kuartal tiga, dari data yang kami kumpulkan sudah pasti lebih baik dari kuartal dua," ungkapnya, seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara.

Baca Juga: Rusak Masjid di Bandung, Pelaku Ngaku Anak Kang Mus Preman Pensiun

Seperti diketahui, pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal I tumbuh positif 2.97 persen, meski menurun dibandingkan tahun 2019 yang berkisar 5 persen dan kuartal II-2020 negatif 5.32 persen.

Raden meyakini pertumbuhan negatif pada kuartal kedua tersebut merupakan yang terdalam, dan akan membaik pada kuartal III-2020.

Meski begitu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya memproyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal III-2020 mencapai kisaran negatif 2.9 hingga negatif 1 persen.

Baca Juga: Sempat Sebut Kader Ansor dan Banser Keturunan PKI, Ustad Alfian Tanjung Ucapkan Permintaan Maaf

"Kami lihat proyeksi semua pihak, termasuk Menkeu jelas lebih baik dari kuartal kedua. Itu adalah satu catatan penting, kuartal kedua hit the bottom (terdalam), tinggal sekarang tugas kita bagaimana mempercepat pemulihan ini," tuturnya.

Pemerintah telah menggelontorkan stimulus penanganan Covid-19 dan PEN (PC-PEN) sebesar Rp695.2 triliun, yang diharapkan mendorong perekonomian RI sebagai bentuk intervensi pemerintah.

Dari total pagu anggaran PC-PEN yang mencapai Rp695.2 triliun tersebut, hingga 16 September 2020 total realisasinya mencapai 36.6 persen atau Rp254.4 triliun.

Baca Juga: Emir Qatar Kecewa pada Komunitas Internasional Terkait Sikap Israel yang Dinilai Lakukan Pelanggaran

Untuk alokasi perlindungan sosial, mencapai Rp134.45 triliun atau 60.6 persen dari pagu mencapai Rp203.9 triliun.

Adapun realisasi yang berada di bawah 50 persen per 16 September 2020, yaitu insentif usaha dari Rp120.61 triliun, baru terealisasi Rp22.23 triliun atau 18.43 persen.

Lalu pembiayaan korporasi yang masih nol persen, dari pagu Rp53.6 triliun.

Baca Juga: Jangkau Generasi Z, Ma'ruf Amin Dorong PBNU Kuasai Literasi Digital dalam Berdakwah

Kemudian untuk belanja realisasi kesehatan, mencapai Rp18.45 triliun atau 21.1 persen dari pagu Rp87.5 triliun.

Lalu sektoral Kementerian/Lembaga dan Pemda Rp20.53 triliun atau 42.2 persen, dari pagu Rp106.11 triliun. Serta dukungan UMKM terealisasi Rp58.74 triliun atau 47.6 persen dari pagu Rp123.46 triliun.

"Tanpa intervensi pemerintah, akan terjadi resesi luar biasa." ungkap Raden yang juga merupakan Tim Asistensi Menko Perekonomian.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler