Namun, ketergantungan Indonesia pada Tiongkok dapat menghalangi pemerintah untuk bertindak tegas karena pemerintah enggan kehilangan mitra dagang dan salah satu sumber investasi terbesar negeri ini.
Baca Juga: Adik Prabowo Subianto Sebut Kemenhan 'Lahan Basah' Dibanding KKP, DPR: Wah, Enggak Benur Itu Pak
Ketergantungan Indonesia pada Tiongkok juga dapat menjadi boomerang karena berpotensi melukai prinsip politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif, yang selalu menekankan netralitas dalam menerapkan kebijakan luar negerinya.
Hal ini juga berpotensi menodai reputasi bangsa Indonesia dalam politik global karena tidak melaksanakan prinsip yang dianutnya.
Atas kekhawatiran yang terjadi, lantas apa yang harus dilakukan selanjutnya?
Indonesia harus mengurangi ketergantungannya pada Tiongkok. Salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan diversifikasi kerja sama internasional.
Negara-negara Teluk yang kaya akan sumber minyak dunia bisa menjadi alternatif pilihan yang baik, terutama karena mereka juga telah lama mengincar untuk menjalin hubungan yang lebih erat dengan Indonesia sebagai pengejawantahan kebijakan mereka yang diberi nama “Look-East Policy”.
Baca Juga: PM Denmark Menangis di Hadapan Peternak, Ternyata Kebijakan Pemusnahan Jutaan Cerpelai Ilegal
Pada saat yang sama, pemerintah pun perlu memastikan bahwa keikutsertaan Indonesia pada proyek BRI Tiongkok tidak mengalami kerugian seperti yang terjadi pada Sri Lanka.
Salah satu strategi untuk menghindari kemungkinan jebakan utang adalah dengan menegosiasikan ulang dengan Tiongkok mengenai syarat dan ketentuan proyek-proyek pembangunan infrastruktur tersebut.
Editor: M Bayu Pratama
Sumber: The Conversation