Permintaan Pasar Bikin Kewalahan, Bisnis Benih Jahe Merah Sangat Menggiurkan saat Pandemi Covid-19

- 9 Januari 2021, 09:41 WIB
Sejumlah penangkar pembenihan jahe merah di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten meraup untung besar di tengah pandemi Covid-19.
Sejumlah penangkar pembenihan jahe merah di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten meraup untung besar di tengah pandemi Covid-19. /ANTARA

PR BEKASI - Selama pandemi Covid-19 ini, banyak orang yang menggunakan herbal dalam bentuk minuman atau makanan yang diolah untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

Kebutuhan akan kesehatan, nyatanya membuat nilai harga tumbuhan rimpang seperti jahe hingga kunyit semakin meningkat. Populernya tanaman ini dianggap dapat menjadi ladang bisnis baru di era pandemi, seiring meningkatnya kebutuhan bahan di pasaran.

Seperti sejumlah penangkar pembenihan jahe merah di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten yang mengaku pendapatannya meningkat selama pandemi.

Baca Juga: Fadli Zon Dilaporkan ke Polisi Soal Konten Pornografi, Bintang Emon: Sumpah Aneh Banget Ini Hukum 

"Kami bisa meraup keuntungan bersih sekitar 60 persen dari pendapatan Rp16 juta/bulan," kata Jaelani seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara, Sabtu, 9 Januari 2021.

Menurutnya, rata-rata orang yang membeli jahe merah di tempatnya adalah dalam bentuk bibit untuk ditanam kembali dan baru akan dipanen sembilan bulan kemudian.

Tampaknya para pembeli ingin merasakan sendiri pengalaman menanam dan menuai sebagai kegiatan berkebun di rumah atau di ladangnya masing-masing.

Menurutnyanya, permintaan jahe bisa dari 3.000 hingga 4.000 per pekan dengan harga jual Rp1.000/batang. Itu pun terkadang harus terpaksa mencari benih jahe dari penangkar lainnya, jika kehabisan.

Baca Juga: Akun Donald Trump Ditutup, Ustaz Fahmi Salim: Di Negara Lain Akun Rakyat yang Kritis Malah Ditutup 

"Kami merasa kewalahan tingginya permintaan benih jahe itu setelah dipasarkan melalui aplikasi marketplace," kata Jaelani.

Jaelani (45) mengaku bahwa ia sendiri termasuk baru 4 bulan menggeluti profesi penangkaran pembenihan jahe. Hal ini dilakukannya untuk melanjutkan hidup, usai dirinya mendapat pemutusan hubungan kerja (PHK) di Tangerang.

Beruntung potensi usahanya mendapat banyak permintaan dari masyarakat sekitar hingga Serang dan Bogor. Biasanya ia menjual batang yang telah memiliki tinggi sekira 30 sentimeter dengan usia tanaman 6 sampai 8 bulan.

Berbeda jauh dengan pendapatan saat sekarang, Jaelani mengaku sebelum pandemi mendapat keuntungan sebesar Rp5 juta di setiap bulannya.

Baca Juga: Laporkan Fadli Zon ke Polisi, Pelapor: Jangan Ada Lagi Wakil Rakyat yang Sebarkan Konten Pornografi 

"Kami sebelum pandemi Covid-19 paling bantar bisa meraup keuntungan 50 persen dari pendapatan Rp5 juta/bulan," ujarnya.

Sementara itu penangkar jahe lainnya dari Karanganyar, Kabupaten Lebak, Arya (45) mengatakan bahwa permintaan benih jahe yang dirasakannya juga meningkat.

Sebagai perbandingan, ia mengatakan jika permintaan benih jahe merah sebelum pandemi mencapai 5.000 batang, kini saat pandemi menjadi meningkat mencapai 15.000 batang/bulan.

"Kami memperkirakan selama pandemi Covid-19 bisa meraup keuntungan 65 persen dari pendapatan Rp15 juta/bulan," tuturnya.

Baca Juga: Cek Fakta: Innalillahi, HRS Dikabarkan Meninggal Dunia di Dalam Sel Karena Covid-19, Ini Faktanya 

Menanggapi perkembangan ini, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak Rahmat Yuniar berharap agar usaha para penangkar benih jahe di wilayahnya dapat terus meningkat, seiring dengan permintaan pasar yang tinggi. Selain itu diharapkan juga dapat menjadi pendorong ekonomi keluarga.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x