Baca Juga: Dibuat Kaget Saat Lakukan Inspeksi Mendadak, Ganjar Pranowo Marah Temukan Penyebab Banjir Semarang
Baca Juga: Dibuat Kaget Saat Lakukan Inspeksi Mendadak, Ganjar Pranowo Marah Temukan Penyebab Banjir Semarang
Menurutnya, kerugian itu dapat terjadi lantaran BUMN Migas ini mengalami tripple shocks.
Artinya yakni, menurunnya harga minyak dunia, menurunnya permintaan, dan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar.
Namun, dengan strategi bisnis yang tepat, Pertamina berhasil melakukan rebound.
Sehingga pada akhir 2020 lalu, Pertamina bisa membukukan keuntungan.
Menurut Mamit, ada sejumlah faktor pendorong yang menyebabkan Pertamina mengalami rebound dalam segi keuntungan.
Hal yang dimaksud yakni berhasil melakukan efisiensi dengan memangkas biaya produksi.
"Pertamina berhasil melakukan pekerjaan skala prioritas dengan pekerjaan mana saya yang bisa dikerjakan dan pekerjaan yang bisa bisa ditunda sementara waktu," katanya.
Selanjutnya, perusahaan Migas dalam negeri ini berhasil meningkatkan produksi di tengah harga minyak mentah (crude oli) dunia terkoreksi.
Editor: M Bayu Pratama
Sumber: ANTARA