Belum lagi, mayoritas masyarakat Indonesia gemar mengkonsumsi tahu dan tempe sehingga kenaikan sedikit saja harga bahan makan tersebut akan berimbas pada daya konsumsi masyarakat Indonesia.
Syailendra juga menyampaikan jika sejak paruh kedua tahun lalu, harga kedelai dunia melonjak hingga 30 persen.
Baca Juga: Cek Fakta: Warga Amerika Ingin Dipimpin Jokowi Lantaran Kecewa Terhadap Kinerja Joe Biden
Imbasnya, harga tahu dan tempe di pasaran menyesuaikan kenaikan harga kedelai impor yang naik hingga rata-rata 20 persen.
Kebanyakan kebutuhan kedelai di Indonesia masih memerlukan impor sehingga kenaikan harga komoditas kedelai dunia berpengaruh besar pada harga bahan baku kedelai untuk tempe dan tahu di Indonesia.
Kemendag akan terus memantau dan mengevaluasi pergerakan harga kedelai dunia untuk memastikan harga tahu dan tempe di pasar tetap berada di tingkat yang wajar.
Importir yang memiliki stok kedelai dihimbau oleh Syailendra untuk terus memasok kedelai secara rutin kepada pengrajin tahu dan tempe.
Baca Juga: Kebijakan Investasi Miras Resmi Dicabut, HNW: Alhamdillah, Akhirnya Presiden Jokowi Dengarkan Saran
"Kami berharap produksi tahu dan tempe dapat terus berjalan dan masyarakat masih tetap mendapatkan tahu dan tempe dengan harga terjangkau," kata Syailendra.*** (Rianti Setyarini/Kabarbesuki.Pikiran-Rakyat.com)