Baca Juga: Hore! BLT 500 Ribu Cair September Ini, Segera Cek Nama Anda di Situs Kemensos
Dody menuturkan Innovating Jogja merupakan kegiatan yang diselenggarakan rutin setiap tahun.
Dari pelaksanaan sebelumnya, sejumlah hasil litbang BBKB telah dimanfaatkan oleh para tenant Innovating Jogja lainnya, seperti teknik batik Latar Ringkel yang telah digunakan oleh Tizania Jumputan (tenant Innovating Jogja tahun 2018).
Selain itu, teknologi aplikasi nanopartikel ZnO untuk produk batik antibakteri yang telah diterapkan oleh CV Smart Batik Indonesia (tenant Innovating Jogja tahun 2019).
“Penerapan teknologi antibakteri ini cukup menarik perhatian karena itu sangat diminati oleh para penggemar batik di tengah merebaknya wabah virus corona baru yang terjadi saat ini,” ujar Dody.
Baca Juga: Cegah Donald Trump Terpilih Kembali, Joe Biden Juga Dapat Dukungan dari Partai Republik
Beberapa tenant Innovating Jogja lain seperti Djadi Batik dan RaMundi mendapat manfaat positif karena telah mengalami peningkatan permintaan produk.
Djadi Batik yang memproduksi batik desain khas korea, membuat hanbok batik dengan mengombinasikan plastik sehingga dapat berfungsi sebagai hazmat suite, telah menarik pasar generasi muda.
Dody juga mengatakan bahwa dengan kegiatan Innovating Jogja turut mendukung para pelaku industri untuk bertahan dalam kondisi pandemi COVID-19.
“Omzet Djadi Batik mengalami peningkatan sebesar 50% di masa pandemi. Sedangkan RaMundi yang memproduksi pakaian bayi dari bahan batik, juga mengalami peningkatan omset sebesar 70% dengan packaging yang lebih baik dan strategi pemasaran online,” ujar Kepala BPPI.