PR BEKASI - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengakui tantangan inflasi tahun 2021 diperkirakan lebih berat sesuai dengan asumsi dasar ekonomi makro yang mematok inflasi sebesar tiga persen.
"Inflasi tiga persen, meskipun memang tantangan inflasi tahun depan lebih berat," kata Perry Warjiyo dalam rapat kerja virtual membahas postur sementara Rancangan APBN 2021 bersama pemerintah dan Badan Anggaran DPR RI di Jakarta, Jumat, 11 September 2020, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara.
Tantangan inflasi lebih berat itu seiring dengan tema kebijakan fiskal dalam Rancangan APBN 2021 yakni percepatan pemulihan ekonomi imbas pandemi COVID-19.
Baca Juga: Kenang Mendiang Sulli di Film Dokumenter, Tiffany: Saya Memuji Keberanian Sulli dalam Berekspresi
Meski mengaku lebih berat, namun Perry Warjiyo mendukung asumsi dasar ekonomi makro itu, termasuk pertumbuhan ekonomi sesuai kesepakatan di Panja A yakni sebesar lima persen hingga nilai tukar rupiah sebesar Rp 14,600 per dolar AS.
"Nilai tukar Rp 14,600 semua itu masih dalam risk kami, kami dukung untuk asumsi makro," kata Perry.
Selama imbas pandemi COVID-19, tingkat inflasi tergolong rendah atau berada di bawah kisaran tiga persen.
Baca Juga: Deklarasi Menteri Perburuhan dan Ketenagakerjaan Negara Anggota G20, Indonesia Ikut Mendukung
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi per Juni 2020 mencapai 0.18 persen, untuk inflasi tahun kalender selama semester pertama 2020 mencapai 1.09 persen dan secara tahunan sebesar 1.96 persen.