Teraman Kedua Setelah Vietnam, Ekonom: Kecil Kemungkinan Indonesia Depresi Meski Masuki Resesi

- 9 November 2020, 19:34 WIB
Ilustrasi aktivitas pasar yang dapat mendorong pertumbuhan dari resesi ekonomi.
Ilustrasi aktivitas pasar yang dapat mendorong pertumbuhan dari resesi ekonomi. /ANTARA

PR BEKASI – Ekonom Universitas Indonesia Fithra Faisal Hastiadi mengatakan kecil kemungkinan ekonomi Indonesia mengalami depresi, meski saat ini telah resmi masuk jurang resesi karena telah dua kuartal berturut-turut mengalami kontraksi.

Pasalnya, kata dia, jika dilihat trennya, pertumbuhan ekonomi Indonesia dinilai masih jauh lebih positif.

"Kalau dilihat trennya, tren kita jauh lebih positif karena kalau dilihat kuartal ke kuartal (q-to-q) itu bahkan masih tumbuh positif 5 persen. Meski secara kalender kita masih minus 2 persen," katanya seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara di Jakarta, Senin 9 November 2020.

Baca Juga: Kabar Duka, Mertua SBY Sarwo Edhie Meninggal Dunia 9 November 1989

Fithra menuturkan pada kuartal III 2020 ekonomi terkontraksi 3,49 persen, masih lebih baik daripada kuartal sebelumnya sebesar 5,3 persen.

"Kemungkinan mengalami perburukan lebih lanjut pada kuartal IV masih 50:50 tapi ada kemungkinan bouncing (melambung), jadi kemungkinan mengalami depresi itu sebenarnya kecil probabilitasnya," kata Fithra.

Fithra menambahkan Indonesia juga punya peluang untuk bisa bangkit pada tahun mendatang meski tahun ini Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia masih terkontraksi 1,5 persen.

Namun peluang bangkit lebih besar pada 2021, kata dia, berdasarkan proyeksi sejumlah lembaga terhadap ekonomi Indonesia yang bisa tumbuh hingga 6 persen, jauh di atas proyeksi pemerintah antara 4,5-5 persen.

Baca Juga: Kisah Sosok Kiai yang Miliki Peranan Penting dalam Peristiwa Pertempuran 10 November 1945

Halaman:

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x