PR BEKASI – Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa Indonesia akhirnya resmi mengalami resesi ekonomi setelah kuartal II dan III berturut-turut berada di angka minus. Hal ini diberitakan melalui situs resmi BPS pada Kamis, 5 Oktober 2020 kemarin.
Menurut catatan BPS, ekonomi dalam negeri minus 3,49 persen pada kuartal III 2020 kemarin. Dengan kondisi itu, artinya ekonomi Indonesia minus dalam dua kuartal terakhir sebab pada kuartal II 2020 kemarin ekonomi Indonesia minus 5,32 persen.
Ekonom senior, Rizal Ramli pun ikut memberi nasihat bagi pemerintah dalam menghadapi kondisi perekonomian Indonesia saat ini. Ia menilai bahwa resesi ekonomi itu terjadi akibat tim ekonomi Presiden Joko Widodo tidak mempunyai terobosan fundamental dalam situasi pandemi Covid-19.
Baca Juga: Diam-diam Yamaha Ubah Teknis Mesin Tanpa Persetujuan, Tanpa Kompromi Poin Langsung Dikurangi 50
Untuk informasi, resesi ekonomi merupakan suatu keadaan ketika ekonomi suatu negara negatif dalam dua kuartal atau lebih secara berturut-turut.
Rizal Ramli juga mengusulkan untuk mengubah strategi dan pecat Menteri tententu bila diperlukan sebagai solusi alternatif hadapi resesi ekonomi.
"Karena kebijakan ekonomi super-konservatif dan neoliberal yang sudah gagal. Mengulangi cara yang sama yang telah berulang gagal atau ubah strategi dan pecat Menteri," kata Rizal yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari RRI pada Jumat, 6 November 2020.
Medio Agustus 2020, Rizal Ramli telah menyatakan bahwa perekonomian Indonesia sudah masuk dalam resesi sejak kuartal II per tahun 2020.
Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Berkat Habib Rizieq, Nama Joko Widodo Diabadikan Jadi Nama Jalan di Abu Dhabi?