Berdasarkan Hasil Riset, Sri Mulyani Sebut Potensi Ekonomi Digital Indonesia Luar Biasa

- 11 November 2020, 18:43 WIB
Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati.
Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati. /Instagram/ @smindrawati

PR BEKASI - Kemajuan teknologi semakin pesat, salah satu dampak terlihat pada sektor ekonomi.

Tidak bisa dipungkiri, kemajuan teknologi membuat transaksi perdagangan atau jual beli di Indonesia juga sudah menggunakan layanan e-commerce.

Sehubungan dengan hal tersebut, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa potensi ekonomi digital Indonesia sangat luar biasa.

Baca Juga: Anies Gercep Sowan ke Habib Rizieq Shihab, Ferdinand Hutahaean: Utang Budi Pilkada 2017

Menurutnya, potensi tersebut dapat dilihat melalui proyeksi dari hasil riset oleh Google, Temasek, dan Bain & Company.

"Laporan yang menggambarkan potensi ekonomi digital Indonesia luar biasa," kata Sri Mulyani dalam pembukaan Indonesia Fintech Summit 2020 di Jakarta, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara pada Rabu, 11 November 2020.

Sri Mulyani juga menyatakan bahwa riset tersebut memperkirakan potensi untuk internet dari tahun 2019 ke 2025 mendatang akan naik lebih dari tiga kali lipat yakni, dari 40 miliar dolar AS menjadi 133 miliar dolar AS.

Baca Juga: HRS Pulang, Syekh Ali Jaber: Sekelas Presiden bahkan Raja Saudi Tak Pernah Disambut Semeriah Itu

Kemudian, untuk nilai transaksi e-commerce akan naik lebih dari empat kali lipat yakni, dari 20 miliar dolar AS menjadi 82 miliar dolar AS.

Serta, jasa perjalanan daring dari 10 miliar dolar AS menjadi 25 miliar dolar AS.

Diketahuo, untuk media online diperkirakan naik dari 3.5 miliar dolar AS menjadi 9 miliar dolar AS dan jasa kendaraan online dari 5.7 miliar dolar AS menjadi 18 miliar dolar AS.

Baca Juga: Tergugah Lihat Massa yang Sambut Kepulangan Habib Rizieq, Iwan Fals: Duh, Jadi Pengin Manggung

"Artinya Indonesia sangat memiliki potensi luar biasa dalam bidang ekonomi digital, tapi potensi ini tidak bisa jadi sesuatu ril dan konkrit jika tidak bangun berbagai necessary dan submission condition-nya," kata Sri Mulyani.

Selain itu, Ia menjelaskan submission condition, dalam hal ini merupakan infrastruktur yang memadai.

Sehingga, sebagian besar masyarakat Indonesia dari Sabang hingga Merauke dapat mengakses internet.

Baca Juga: Tayangkan Wawancara Soal Celana Dalam Dinar Candy, KPI Hentikan Sementara 'Rumpi No Secret'

"Tidak ada istilah terluar, terpinggirkan, atau tertinggal. Mereka perlu mendapat akses internet makanya kita perlu membangun infrastruktur," kata Sri Mulyani.

Terlebih lagi, lanjut dia, menurut riset dari World Economic Forum (WEF) menggambarkan Indonesia akan berhasil mencapai tujuan tersebut jika dapat memenuhi empat masalah.

Empat masalah tersebut adalah infrastruktur termasuk ICT, meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia dalam rangka mampu mengadopsi ICT, serta institusi dan regulasi.

Baca Juga: Masuk Daftar 100 Wanita Tercantik di Dunia, Agnez Mo Pernah Ikut 'Pernikahan Dini' hingga Mendunia

"Kalau kita lihat infrastruktur saja, pemerintah karena situasi tahun ini ada Covid-19 jadi kita agak slowdown," katanya.

Meski pembangunan infrastruktur menurun pada tahun ini, Sri Mulyani memastikan, pemerintah akan kembali mendorongnya pada tahun depan dengan dialokasikannya anggaran Rp413 triliun dalam APBN 2021 mendatang.

"Itu untuk apa saja? Membangun base transmission station di lebih dari 5 ribu desa yang kita tahu ada 12 ribu desa belum terkoneksi ICT." ujarnya.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah