PR BEKASI - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur telah bergerak cepat merespon munculnya parodi lagu Indonesia Raya di media sosial.
Video asli bernada provokatif itu diketahui pertama kali diunggah di kanal YouTube.
Terkait itu, sebelumnya Pihak KBRI di Kuala Lumpur sudah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dan meminta Polisi Diraja Malaysia (PDRM) untuk mengusut pelaku pembuatan video parodi Indonesia Raya.
Baca Juga: Selain Sering Merasa Haus, Berikut 5 Gejala Diabetes Tipe 2 yang Jarang Disadari
"Kita sudah ada komunikasi dengan Kemenlu dan memang pihak PDRM akan melakukan investigasi," kata Koordinator Fungsi Pensosbud KBRI Kuala Lumpur, Yoshi Iskandar, Senin, 28 Desember 2020 lalu.
Diketahui pada hari ini, Jumat 1 Januari 2020, Bareskrim Polri telah membekuk dua pelaku pembuat parodi lagu Indonesia Raya. Adapun keduanya merupakan warga negara Indonesia (WNI).
Kadiv Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono menerangkan, pelaku pertama diamankan Polisi Diraja Malaysia (PDRM) berinisial NJ (11). Dari keterangan pelaku NJ, pembuat awal video itu ternyata berada di Indonesia bernama MDF (16).
Baca Juga: Hati-hati! Maklumat Kapolri Terbit: Masyarakat Dilarang Menyebarluaskan Konten FPI
"Kemudian, kita tangkap (MDF) di Cianjur oleh penyidik Siber Bareskrim. Jadi inisialnya MDF ini umurnya 16 tahun," kata Argo di Mabes Polri, dikutip dari PMJ, Jumat, 1 Januari 2021.
Argo mengatakan, keduanya saling berteman di dunia maya. Mereka juga sering berkomunikasi, bahkan saling bercanda atau mengejek satu sama lain.
MDF kata Argo, pelaku pertama yang membuat parodi lagu tersebut berjudul "Indonesia Raya Instrumental (Parody + Lyrics)" kemudian diunggah di YouTube dengan akun "MY Asean".
Baca Juga: Kerumunan Besar Malam Pergantian Tahun di China, Warga: Saya Sangat Bahagia
Tetapi, lanjut Argo, MDF membuat video itu atas nama NJ. Ia juga menyertakan lokasi NJ di Malaysia dan menggunakan nomor Malaysia sehingga NJ tertuduh.
"Akhirnya NJ marah kepada MDF. Salahnya NJ membuat kanal YouTube lagi dengan nama 'Channel My Asean'. Yang isinya itu dia mengedit daripada isi yang sudah disebar MDF, dan dia hanya menambahi ada gambar babi yang ditambahi sama NJ ini," tutur Argo Yuwono.
Merespons adanya pelecehan lagu Indonesia Raya, musisi ternama Addie Muljadi Sumaatmadja atau lebih dikenal dengan Addie MS mengapresiasi tindak tegas dan cepat aparat kepolisian Republik Indonesia.
Baca Juga: F-PDIP Nilai Kinerja Anies Baswedan Buruk, Refly Harun: Mungkin Itu Juga Cerminan di Tingkat Pusat
Dia mengapresiasi dan berterima kasih kepada Polri yang telah menangkap pelaku parodi lagu 'Indonesia Raya'.
"Terima kasih kepada POLRI yang telah menangkap pembuat parodi Indonesia Raya. Lirik lagu diubah untuk menghina bangsa & negara sendiri," cuit Addie MS, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari akun Twitter @addiems.
Terkait kejadian itu, Addie MS teringat masa lalu yang sebelumnya ia pernah membuat rekaman lagu Indonesia Raya.
Baca Juga: Vaksin Sinovac Telah Tiba di Bio Farma, Ridwan Kamil: Kami Jamin Keamanan Proses Penyimpanannya
"Ingat zaman dulu, karena kehati-hatian, sebelum membuat rekaman Indonesia Raya, ini 23 tahun yang lalu, aku pelajari ketentuan/aturan-aturannya di PP no 44, tahun 1958," kata Addie MS.
Dalam kasus ini, polisi mengamankan barang bukti dari kediaman MDF berupa satu buah gawai, sim card, perangkat PC, dan juga kartu keluarga (KK).
MDF sendiri dijerat Pasal 4 huruf 5 ayat 2 jo Pasal 28 ayat 2 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik atau ITE.
Baca Juga: Nilai Langkah Pemerintah Bubarkan FPI Tepat, Ponpes Buntet Cirebon: Mereka Banyak Langgar Hukum
Kemudian Pasal 64 A jo Pasal 70 Undang-Undang Nomor 24 tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa dan Lambang Negara Serta Lagu Kebangsaan.***