Dituntut Juara saat Sekolah Agar Diakui Teman-temannya, dr. Tirta: Modal Gue di Otak Bukan Mobil

3 Januari 2021, 20:58 WIB
dr. Tirta. /Instagram/dr.tirta

PR BEKASI - Sosok Tirta Mandira Hudhi atau yang lebih akrab disapa dr. Tirta, mengungkapkan bahwa sejak kecil kehadirannya ditolak dimana-mana hingga tidak ditemani oleh teman-temannya di sekolah lantaran ia memiliki ras campuran antara Jawa dan China.

Namun, hal itu tidak membuatnya patah semangat, dr.tirta mengungkapkan bahwa salah satu cara untuk bisa membuktikan kepada orang-orang tersebut adalah dengan sebuah prestasi akademik.

dr. Tirta mengaku pada saat sekolah dasar ia mendapatkan rangking satu terus menerus bahkan pada saat kelas empat diminta untuk menjadi wakil sekolah menjadi siswa teladan.

Baca Juga: Rekrutmen CPNS untuk Guru Dihentikan, Luqman Hakim: Bukti Kegagalan Pemerintah di Sektor Pendidikan

Meskipun saat itu ia mengaku tidak mendapatkan pengajaran khusus dari sekolah dalam mewakili siswa teladan tetapi ia berhasil menang di posisi ketiga se-kotamadya.

Kepandaiannya dalam berbicara sepertinya memang sudah terlihat dari kecil, pasalnya ia menang di lomba tersebut hasil dari berdebat.

"Pada saat kelas empat itu jujur gue menangnya didebat jadi waktu itu gue debat ngangkat kisah nyokap gue di 1998," ujar dr. Tirta, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari video yang diunggah Kanal Youtube CURHAT BANG Denny Sumargo, pada Minggu, 3 Januari 2021.

Baca Juga: Diduga Terpeleset, Pendaki Asal Surabaya Ditemukan Tewas di Jurang Gunung Rinjani

Prestasi lainnya dari dr. Tirta yaitu menari. Pada saat itu ia pernah menari kuda lumping sampai ada yang mengatakan bahwa tariannya itu lebih bagus dari orang Jawa asli padahal ia Chinese.

Namun, pada saat usia 16 tahun ia mengaku benci terhadap orang tuanya karena ia diharuskan untuk menjadi juara 1 agar kembali bisa diakui oleh orang-orang.

"Lu enak ya kalo lu orang kaya sekolah naik mobil, tapi kalo gue, gue diakuin karena gue pinter kalo gue nggak belajar gue nggak diakuin," katanya.

Baca Juga: Usai Dua Pekan Tutup Penerimaan WNA, Akses ke Arab Saudi Sudah Buka Kembali

"Modal gue di otak dan bacot," sambungnya.

Dengan berbagai prestasi yang ia ciptakan, ternyata tidak membuat teman-temannya di SMA memujinya, pada saat dr. Tirta mengungkapkan kepada Kepala Sekolah bahwa ia ingin masuk ke Universitas Gaja Mada (UGM) justru malah ditertawakan oleh teman-temannya.

Mereka mengatakan bahwa tidak mungkin keturunan chinese bisa masuk ke Universitas Negeri. Kalau masuk maka akan di rasialisme-kan.

Baca Juga: Jack Ma Sempat Kritik Kebijakan Pemerintah China hingga Hilang dari Publik

Namun, ia tidak percaya dengan perkataan teman-temannya tersebut.

Sampai akhirnya, ia kembali bercerita kepada guru biologinya dan guru tersebut mengatakan kepada dr. Tirta untuk melakukan apa yang membuatnya yakin.

Dari usaha dan keyakinannya itu akhirnya membuahkan hasil, dr. Tirta mengaku ia diterima di empat universitas negeri yaitu FK Undip, FK UGM, FK ITB, dan FK Unpad dalam satu tes.

Baca Juga: Zubairi Djoerban Beberkan Cara Kerja dan Teknik Pembuatan Vaksin Pfizer, Lebih Ampuhkah?

Mulai dari situ, kata dr. Tirta semua orang mencari muka dan bertanya mengenai tips bagaimana bisa lulus di universitas-universitas ternama di Indonesia.

"Gue bilang ya gue mah belajar belajar aja. Untuk tes masuk di FK Undip gue di posisi ketiga. Terus akhinya gue masuk FK UGM, dari situ semua orang hormat. Dari situ lah gue benci banget sama orang penjilat," ujarnya.

"Saat gue masuk UGM, semua orang bilang selamat ini (dr.tirta) temen gue loh, ini temen yang gue usulin masuk UGM, itu kesel banget." sambungnya.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: YouTube Denny Sumargo

Tags

Terkini

Terpopuler