KALEIDOSKOP 2020: 5 Kegiatan Adaptasi Teknologi yang Meningkat Selama Pandemi di Indonesia

26 Desember 2020, 16:15 WIB
Tangkapan layar fitur 360 dalam tur virtual Museum Nasional di lantai 3 gedung museum. /Artsandculture/Museum Nasional

PR BEKASI - Sejak kedatangannya dan mulai mewabah ke Indonesia, Covid-19 seolah tanpa pikir panjang segera menyebar tanpa pilih-pilih dan mulai membuat kepanikan masyarakat Indonesia.

Pembatasan sosial dilakukan pemerintah di sejumlah wilayah, bahkan masyarakat sekelas rukun tetangga ditemukan sempat berinisiatif menutup akses masuk ke wilayahnya masing-masing, membuat banyak tempat mulai menjadi sepi.

Meski terasa menjadi tahun yang berat, menakutkan atau bahkan aneh, namun beberapa hal terasa cukup menarik, terutama dalam hal adaptasi masyarakat Indonesia dalam penggunaan teknologi atau transformasi digital.

Baca Juga: Ikut Rayakan Natal meski Sudah Mualaf, Deddy Corbuzier: Ini lah Kemenangan NKRI dan Pancasila

Seperti dikutip dari berbagai sumber, beberapa bentuk adaptasi teknologi ini tanpa disadari membuat perilaku masyarakat Indonesia mulai mampu beradaptasi dengan caranya di tengah pandemi Covid-19.

Pertemuan secara Daring

Pembatasan Sosial dalam bentuk pertemuan di ruang publik, sekolah, kantor, hingga instansi pemerintah sempat membuat interaksi mulai menyepi. Meski begitu, hal ini tidak menyingkirkan kebutuhan manusia dalam berkomunikasi atau bersosial.

Baca Juga: Heboh! Produk Mi Instan Asal Indonesia Diduga Jadi Penyebab Meroketnya Angka Kehamilan di Ghana

Seperti menjadi tahun keberuntungannya, aplikasi Zoom hingga Google Meet menjadi populer di Indonesia dengan menjawab tantangan ini.

Aplikasi yang berfungsi untuk membuat banyak orang secara bersamaan tampil di ruang yang sama, dapat menampilkan materi untuk ditampilkan di layar serta dapat melakukan perekaman pada pertemuan yang berlangsung, dirasa sangat membantu.

Teknologi ini secara langsung juga membuat banyak sekali seminar, diskusi, hingga pelatihan dilakukan baik secara gratis maupun berbayar yang bisa diakses dari mana saja. Hal ini menjadi keuntungan tersendiri di tengah wabah Covid-19.

Baca Juga: Minta Gus Yaqut 'Puasa Bicara’, Faizal Assegaf: Menag Lama ‘Ditendang’ karena Kerap Bikin Gaduh

Hobi Fotografi dan Sketsa Virtual

Anjuran untuk tetap di rumah dan keengganan masyarakat untuk keluar rumah karena takut tertular virus, tidak menjadikan kegiatan hobi di luar ruangan menjadi ditinggalkan.

Terpantau kegiatan seperti lukis sketsa dan fotografi sempat menjadi gerakan baru. Menggunakan teknologi yang disediakan google maps pada tampilan luar ruangan atau fitur Google Street View, penghobi dapat tetap mensketsa objek gedung atau pemandangan sekitar jalan secara 360, hal ini juga dilakukan oleh para fotografer dengan cara membidik layar laptop atau komputer miliknya.

Baca Juga: Dikunjungi Gus Yaqut, Gus Mus Beri Pesan: Jangan Korupsi dan Rangkul Semua Pihak

Bentuk lain yang juga berkembang di dunia fotografi adalah virtual photoshoot, dilakukan dengan mengambil foto model dengan menggunakan video call. Kemudian model yang telah diarahkan untuk berpose akan difoto oleh fotografer dengan membidik layar komputer atau laptop.

Pameran Virtual 3D

Sejumlah bentuk pameran seni yang digunakan para perupa Indonesia, di era pandemi juga turut beralih ke virtual. Menggunakan teknologi ruang digital 3 dimensi, semua lukisan atau karya instalasi akan tampil layaknya berada di ruang galeri seni.

Baca Juga: Turut Ucapkan Selamat Natal 2020, Anies Baswedan: Semoga Dapat Perkuat Rasa Persaudaraan Kita

Para pengunjung yang masuk ke dalam platform digital ini, dapat berkeliling ruangan yang dipenuhi karya. Pengunjung juga dapat mendekati lukisan untuk melihat karya secara dekat, termasuk mengetahui keterangan lukisan seperti dimensi media, nama perupa, tahun hingga bahan yang digunakan dalam pembuatan karya.

Tur Virtual

Keinginan untuk pergi ke luar yang tidak terbendung karena dilanda bosan atau juga sepinya tamu yang menggunakan jasa tur, membuat tur atau jalan-jalan secara virtual menjadi banyak digandrungi.

Baca Juga: Semprot Fadli Zon yang Kritik Menag Gus Yaqut, Muannas Alaidid: Yang Nambah Masalah Itu Seperti Anda

Beberapa jasa atau startup membuka layanan ini untuk memuaskan keinginan para tamu dalam melihat dunia luar kembali.

Umumnya mereka menggunakan teknologi Zoom atau konten 360 seperti mirip google street view untuk mendapat tampilan sekeliling objek wisata.

Beberapa jasa wisata virtual ini juga umumnya akan menyediakan pemandu yang menjelaskan sejarah atau objek wisata setempat.

Baca Juga: Bingung Jokowi Malah Pilih Risma, Rocky Gerung: Bekas Koruptor Malah Diganti dari Partai yang Sama

Kisaran harga yang ditawarkan beragam, umumnya untuk sesi 60 menit, para tamu dikenakan biaya mulai dari Rp25.000 hingga sekira seratus ribu rupiah.

Siaran Virtual

Meski fitur siaran langsung di media sosial Instagram atau Youtube telah ada dan digunakan sebelum pandemi Covid-19, namun peningkatannya secara masif terjadi pada pandemi.

Baca Juga: Polisi Tangkap Suami dari Guru PAUD, Cabuli 3 Anak Tetangga Bermodal Tayangan Film Kartun

Banyak orang kini menggunakannya untuk berbagai keperluan, seperti bincang, diskusi, promosi bisnis, hingga konser banyak dilakukan.

Uniknya ini terjadi secara luas, tidak hanya untuk kalangan orang terkenal yang biasa tampil di layar kaca saja. Beberapa orang seperti selebgram, penulis buku, pakar, guru, turut menjadi pemateri.

Topik yang dibawakan juga menjadi beragam, mulai dari cara berkebun, pelestarian lingkungan, politik, kesehatan mental, finansial hingga masalah percintaan turut mewarnai ragam acara.

Baca Juga: Asmirandah Lahirkan Anak Pertama di Hari Natal, Jonas Rivanno: Bukan Pilih-pilih, Memang Sudah HPL

Melalui siaran langsung, banyak dari acara tersebut juga melibatkan komentar atau pertanyaan warganet yang akan dibahas oleh para pengisi acara.

Penggunaan teknologi untuk membantu masyarakat di era pandemi akan terus berlanjut, bahkan wabah pandemi ini dapat dikatakan mendorong masyarakat Indonesia secara bersama untuk bertransformasi secara digital.

Seperti UMKM yang harus bertahan dengan cara berjualan secara daring melalui platform e-commerce hingga dampak peningkatan pembeli melalui daring.

Baca Juga: Soal Tuduhan Jual Aset Rizky Febian, Pengacara Teddy: Itu Mustahil, Gak Mungkin, Caranya Gimana?

Hal ini terlihat dari maraknya perayaan atau acara belanja pada tanggal-tanggal cantik yang meningkat di era pandemi, seperti 10.10, 11.11, serta 12.12.***

Editor: Ikbal Tawakal

Tags

Terkini

Terpopuler