Mengenal Cabin Fever Penyebab Sedih Saat PSBB, Berikut Ini Cara Mengatasinya

26 April 2020, 17:14 WIB
ILUSTRASi bosan.* /ENGIN AKYURT/PIXABAY/

PIKIRAN RAKYAT - Untuk menekan semakin menyebarnya virus corona baru atau Covid-19, pemerintah menerapkan kebijakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) di sejumlah wilayah di Indonesia.

PSBB melarang orang-orang berkegiatan di luar rumah kecuali untuk keadaan darurat.

Lamanya masa isolasi diri dengan tidak pergi meninggalkan rumah membuat banyak orang dilanda kesedihan dan kegelisahan sampai tertekan atau disebut dengan cabin fever.

Baca Juga: Cek Fakta: Najwa Shihab Terima Kucuran Dana dari Tommy Soeharto, Simak Faktanya

Meski populer untuk mendefinisikan kondisi tidak nyaman yang berkaitan dengan keadaan berdiam diri di rumah untuk jangka waktu lama, cabin fever sebenarnya tidak ada di pedoman diagnostik gangguan jiwa.

"Artinya, kalau kita membahas cabin fever, kita tidak bisa memasukkannya sebagai suatu gangguan kejiwaan," kata dr. Gina Anindyajati, SpKJ dari Departemen Psikiatri FKUI-RSCM kepada Antara sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-bekasi.com, Minggu 26 April 2020.

Selama jangka waktu PSBB, seseorang dibatasi untuk beraktivitas di luar rumah karena kondisi yang mengancam kesehatan.

Baca Juga: Jika Kim Jong Un Diganti Pejabat Senior, Nasib Hubungan Negara Lain Bisa Memburuk

"Saat seperti sekarang, ketika keluar rumah dibatasi karena ancaman kesehatan, hal itu mungkin membuat kita merasa tidak nyaman dan tidak betah berlama-lama di rumah. Pada kondisi seperti itu, istilah cabin fever bisa juga digunakan untuk orang yang tidak nyaman berada di rumah," kata Gina.

Gejara orang yang mengalami cabin fever bisa berupa merasa kebosanan, irritable (mudah marah dan tersinggung), kadang merasa putus asa, dan berbagai emosi lain yang tidak mengenakkan.

"Secara perilaku, orang dengan cabin fever bisa mengeluh sulit fokus terhadap hal yang dikerjakan, restless (tidak bisa diam, mondar mandir, fidgeting)," katanya.

Sementara menurut penjelasan Wellmind, lembaga layanan kesehatan di Britania Raya, gejala cabin fever yakni kegelisahan, turunnya motivasi, mudah tersinggung, mudah putus asa, sulit berkonsentrasi, pola tidur tidak teratur, dan sulit bangun tidur.

Baca Juga: Kim Jong Un Meninggal Dunia Menjadi Berita di Hong Kong dan Jepang via Sumber Tepercaya

Hejala lainnya adalah lemah, lesu, sulit percaya kepada orang di sekitar, tidak sabar, merasa sedih, dan depresi untuk waktu lama.

Gejalanya bisa berbeda untuk setiap orang dan hanya dokter profesional yang bisa melakukan diagnosis akurat atas keadaan mental seseorang.

Gina menjelaskan, cabin fever sebenarnya bisa berasal dari kurang aktifnya seseorang ketika harus menjalani isolasi di rumah sehingga akhirnya merasa bosan.

"Seseorang akan rentan mengalami cabin fever ketika mereka tidak melakukan apa-apa di rumah," kata Gina.

Awalnya, seseorang menganggap bekerja di rumah (working from home) semasa pandemi virus corona layaknya liburan.

"Sehingga, bawaannya santai-santai. Sayangnya, kalau ini dilakukan dalam jangka waktu lama, kita akan mudah bosan dan terjebak dalam cabin fever," kata ucapnya.

Gina menyampaikan, sebenarnya pergi ke luar rumah dan berobat ke terapis adalah cara paling ampuh mencegah cabin fever.

Akan tetapi, karena adanya PSBB, bepergian ke luar rumah bukanlah opsi bijak.

Tips lainnya untuk mencegah cabin fever adalah harus melakukan rutiitas biasa atau jika merasa bosan, bisa membuat rutinitas baru.

Selain itu, mengubah perabotan secara berkala juga bisa membantu terhindar dari cabin fever. Usahakan pula tetap beraktifitas.***

Editor: Yusuf Wijanarko

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler