Kekerasan Anak Meningkat Selama Pandemi Covid-19, Kak Seto: Kendalikan Amarah dengan Cara Cerdas

10 Oktober 2020, 09:54 WIB
PEMERHATI Anak Indonesia, Seto Mulyadi atau akrab disapa Kak Seto. /Foto Istimewa PR

PR BEKASI – Kekerasan terhadap anak mengalami peningkatan selama pandemi Covid-19.

Hal ini disampaikan Seto Mulyadi, atau yang lebih akrab disapa Kak Seto, dalam bincang-bincang virtual bertajuk "Parents Talk Dompet Dhuafa".

"Dari kementerian perempuan dan perlindungan anak, KPAI memang menunjukkan angka bahwa kekerasan terhadap anak meningkat," ujarnya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara, Sabtu, 10 Oktober 2020.

Baca Juga: Sebut Birokrasi Dapat Pesangon Sangat Panjang, Hotman Paris: Persingkat, Kalau Mau Tolong Buruh

"Baik itu kekerasan psikologis, kekerasan fisik, maupun yang ini sangat memprihatinkan, kekerasan seksual," tutur Seto Mulyadi melanjutkan.

Menurut Kak Seto, kekerasan terhadap anak selama pandemi Covid-19 saat ini, justru banyak dilakukan oleh orang-orang terdekat seperti keluarga.

Faktor penyebab dari tindak kekerasan tersebut pun beraneka ragam, kata dia, mulai dari orang tua yang stres karena kondisi saat ini, tidak sabar dalam mengajarkan anak, atau masalah ekonomi.

Baca Juga: Pembahasan Omnibus Law Dinilai Tertutup, Pengamat: Jokowi Harus Perbanyak Dialog dengan Masyarakat

Kak Seto meminta para orang tua agar dapat mengendalikan amarah dengan cara-cara yang cerdas.

"Para ayah dan bunda, jaga kesehatan jiwa atau mental kita. Kita juga manusia biasa bisa marah, marah ini mohon dikendalikan dengan cara-cara yang cerdas, tidak membanting pintu, tidak membanting piring, atau maki-maki, tapi ungkapkan saja," tuturnya.

Kemarahan, menurut Kak Seto, dapat dialihkan ke berbagai cara dan kegiatan yang lebih bermanfaat seperti melukis, menulis buku harian, bercerita dengan teman dekat, atau menulis puisi.

Baca Juga: Penolakan Omnibus Law di Malioboro, ARB: Kami Mengutuk Keras Tindakan Represif Terhadap Massa Aksi

"Bersih-bersih mainan anak, waktu bersih-bersih energinya keluarkan dari situ. Bikin puisi, bikin lagu, kalau perlu teriak dengan nada indah. Jadi tidak dilepaskan ke anak, sehingga menyebabkan anak jadi sakit hati,” tuturnya.

Selain itu, dia pun mengatakan bahwa selama pandemi Covid-19 ini, anak tidak perlu dipaksa untuk mengikuti kurikulum pendidikan, terlebih pada anak yang baru duduk di bangku taman kanak-kanak (TK).

Kak Seto mengatakan, banyak orang tua yang memaksakan anak yang masih berusia dini untuk bisa membaca, menulis, dan menghitung (calistung). Padahal untuk tingkat TK, anak-anak hanya diwajibkan untuk bermain.

Baca Juga: Angka Mortalitas hingga 80 Persen, Doni Monardo: Penanganan harus Cepat pada Pasien dengan Komorbid

"TK adalah tempat bermain dan bersosialisasi persiapan masuk SD," ucapnya.

Menurutnya, pada tingkat TK, anak-anak hanya dibiasakan untuk bersosialisasi, mengenal konsep kerja sama dengan teman, sopan-santun dan saling menghormati.

Jika hal tersebut bisa didapatkan di rumah, anak tidak perlu masuk pada pendidikan TK secara formal.

Baca Juga: Terima Ancaman dari Pendukung Puan Maharani, Nikita Mirzani: Sini, Lawan Gue Satu Persatu

"Jadi kalau anak di rumah sudah senang, teman-temannya sudah banyak tetangganya kiri-kanan, mungkin saudaranya juga banyak, sudah bisa bersosialisasi dan bekerja sama, itu saja sudah cukup," tuturnya.

Selain itu, dia memohon kepada para orang tua, agar tidak memaksakan tahap perkembangan anak, sebab hal tersebut akan mengganggu perkembangan jiwanya.

"Hak anak untuk belajar sesuai dengan tahap perkembangan jiwanya dihargai, tidak ada paksaan. Jadi jangan sampai dia dipamerkan sudah bisa ini-itu. Ini bukan demi anak, tapi kadang demi kebanggaan para orangtuan," katanya.

Baca Juga: Bongkar Kasus 3 Kasus Narkoba, Polresta Bandara Soetta Amankan Narkoba Senilai Rp12 Miliar

Dia juga mengatakan bahwa jangan sampai ada kekerasan atas nama pendidikan, karena itu justru akan kontraproduktif dan hasilnya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan bersama.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler