Studi: Jumlah Sperma dan Ukuran Mr.P ‘Menyusut’ karena Pencemaran Lingkungan, Mungkin 'Habis' di 2045

- 21 Maret 2021, 21:43 WIB
Ilustarsi (kiri) pencemaran lingkungan dapat mempengaruhi (kanan) sistem repdoduksi manusia.
Ilustarsi (kiri) pencemaran lingkungan dapat mempengaruhi (kanan) sistem repdoduksi manusia. /Pixabay

Faktanya bahan kimia yang bertanggung jawab mengganggu keseimbangan hormon bisa ditemukan di barang sehari-hari seperti wadah plastik, produk pembersih, elektronik bahkan produk perawatan tubuh seperti sampo dan perawatan kulit.

Lebih lanjut, Dr Swan juga memperingatkan kita terhadap PFA yang ditemukan di banyak barang ciptaan manusia.

Baca Juga: Serangan Artileri Suriah Hantam Rumah Sakit di Tengah Gencatan Senjata, 5 Warga Sipil Tewas 

Pasalnya kandungan PFA tidak akan pernah rusak dan terus menumpuk di tubuh seseorang dan menyebabkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki.

Mengenai sistem reproduksi kita, Dr Swan menemukan bahwa jumlah rata-rata sperma telah turun 60% sejak 1973 atau rata-rata turun 1,25% per tahun.

Jika alur ini terus berlanjut, tingkat sperma bisa menjadi tidak ada pada tahun 2045.

Selain itu, polusi dalam bentuk asam Perfluorooctanoic (PFOA) dan bahan kimia lainnya juga telah ditemukan mengubah fisiologi manusia karena ukuran penis pria ditemukan menyusut termasuk volume testis.

Polusi juga mempengaruhi wanita dengan tingkat kesuburan mereka juga turun secara signifikan.

Baca Juga: Kerap Dijadikan Tempat Transaksi Prostitusi Online, Kominfo Minta MiChat Lakukan Take Down 

“Di beberapa bagian dunia, rata-rata wanita berusia dua puluhan saat ini kurang subur dibandingkan neneknya yang berusia 35 tahun,” kata Dr Swan seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari World of Buzz pada Minggu, 21 Maret 2021.

Halaman:

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: World of Buzz


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x