Dengan demikian, donor darah dibolehkan secara syara', apalagi darah merupakan cairan di dalam tubuh yang terus diproduksi.
Lantas kapan waktu yang tepat? Dikutip dari jatengprov.go.id, Kepala Unit Donor Darah (UDD) Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Pekalongan, Ani Sri Rahayu, menjelaskan, ada empat trik yang bisa diterapkan masyarakat tatkala hendak mendonorkan darahnya pada bulan Ramadan.
Pertama, pendonor harus siap fisik dan mental. Kedua, pendonor tidak boleh melupakan sahur sebagai sumber asupan nutrisi bagi tubuh. Selanjutnya, pilih waktu yang tepat.
“Waktu yang ideal untuk melakukan donor adalah usai berbuka atau setelah tarawih. Biasanya masyarakat khawatir apabila dilakukan saat berpuasa takut pusing karena kurangnya asupan tubuh. Kalaupun terasa pusing setelah menyumbangkan darah, pendonor dapat langsung mengonsumsi makanan dan minuman,” katanya.
Ditambahkan, pendonor disarankan untuk minum air putih yang banyak usai donor darah hingga tiga hari berikutnya. Jika donor darah dilakukan saat pendonor dalam kondisi berpuasa, pemenuhan asupan cairan dapat dimaksimalkan usai berbuka puasa.***(Harry Tri Atmojo/Portal Sulut)