Buntut Aksi Radikalisme Berkedok Agama di Prancis, Mendagri Ancam Tutup 76 Masjid

4 Desember 2020, 06:35 WIB
ilustrasi bendera Prancis. /Pixabay

PR BEKASI – Pemerintah Prancis telah melakukan sebuah tindakan besar dan belum pernah terjadi sebelumnya sepanjang sejarah negara tersebut untuk memerangi apa yang disebutnya sebagai “radikalisme berkedok agama”.

Menteri Dalam Negeri Prancis, Gerald Darmanin mengatakan bahwa sebanyak 76 masjid dicurigai terlibat dalam gerakan radikal.

Dikutip Pikiranrakyat-bekasi.com dari Al Jazeera, Gerald Darmanin mengatakan pihaknya akan melakukan pemeriksaan pada masjid-masjid tersebut dan bila terbukti berkaitan dengan aksi teroris masjid tersebut akan ditutup oleh Pemerintah Prancis

Baca Juga: Dukung Program Revolusi Akhlak Habib Rizieq, Buya Yahya: Sebetulnya Ini Dirindukan Semua Makhluk 

“Dalam beberapa hari mendatang, pemeriksaan akan dilakukan di tempat-tempat ibadah ini. Jika keraguan ini dikonfirmasi, saya akan meminta penutupannya," kata Gerald Darmanin pada Kamis, 3 Desember 2020.

Dia juga mengatakan sebanyak 66 migran yang tidak berdokumen lengkap yang diduga melakukan tindakan radikal telah dideportasi.

Pemerintah Presiden Emmanuel Macron telah menanggapi beberapa serangan mematikan dalam beberapa pekan terakhir di negara yang dipimpinnya dengan janji untuk menindak apa yang dikatakan Gerald Darmanin sebagai "musuh di dalam".

Pada bulan Oktober lalu, Emmanuel Macron menyusun rencana untuk mengatasi apa yang disebutnya "separatisme Islam", saat dia menggambarkan Islam sebagai agama yang mengalami krisis di seluruh dunia

Baca Juga: Akan Tangkap Benny Wenda, Mahfud MD: Gak Usah Panik, Dia Itu Hanya Narapidana Indonesia yang Kabur 

Perkataan yang dikeluarkan Emmanuel macron tersebut telah membuat marah umat Muslim di Prancis dan seluruh dunia.

Seperti diketahui, Prancis adalah rumah bagi populasi minoritas Muslim terbesar di Eropa, hal tersebut terjadi karena dahulu Prancis banyak menjajah negara mayoritas Muslim di benua Afrika.

Saat ini, umat Muslim di Prancis sedang mengkhawatirkan fenomena Islamofobia menyusul serangkaian serangan teroris dalam beberapa bulan terakhir di negara yang beribu kota di Paris tersebut.

Pada 20 Oktober 2020, Prancis memerintahkan penutupan sementara sebuah masjid di luar Paris sebagai bagian dari tindakan keras terhadap orang-orang yang diduga menghasut kebencian.

Baca Juga: Ingatkan Rekor Fantastis Kasus Covid-19 Hari Ini, Ainun Najib: Kita Akan Hadapi 3 Ujian Beruntun 

Hal tersebut dilakukan setelah kasus pembunuhan seorang guru bernama Samuel Paty, yang telah menunjukkan karikatur Nabi Muhammad di kelas tempat dirinya mengajar.

Masjid Agung Pantin, yang terletak di pinggiran timur laut ibu kota Prancis merupakan salah satu masjid yang telah ditutup oleh Pemerintah Prancis.

Masjid tersebut ditutup setelah membagikan video di halaman Facebook-nya yang memperlihatkan kebencian terhadap Samuel Paty, sebelum guru tersebut tewas dipenggal di siang hari bolong dekat sekolahnya.

Prancis juga telah menutup dua organisasi, yaitu organisasi amal Muslim bernama BarakaCity dan kelompok hak-hak sipil yang memantau kejahatan rasial bernama Collective Against Islamophobia in France (CCIF).

Namun, kedua organisasi tersebut telah membantah tuduhan yang dilayangkan oleh Pemerintah Prancis bahwa mereka menyembunyikan hubungan "radikal".***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler