Sahara Barat Jadi Mahar Maroko untuk Normalisasi Hubungan dengan Israel, Aljazair Kecam AS

13 Desember 2020, 20:31 WIB
Ilustrasi masyarakat Sahara Barat. /unhcr.org

PR BEKASI - Aljazair menolak keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang akan mengakui kedaulatan Maroko atas Sahara Barat, pernyataan tersebut diucapkan pada Sabtu, 12 Desember 2020 kemarin.

Kemudian, Aljazair mengatakan bahwa langkah tersebut akan merusak upaya untuk mengakhiri konflik puluhan tahun di wilayah gurun tersebut.

Diketahui bahwa Aljazair, tetangga Maroko dan saingan regional, merupakan pendukung asing utama dari Front Polisario, yang telah berkampanye untuk kemerdekaan Sahara Barat sejak tahun 1970-an silam.

Baca Juga: Kasus Covid-19 di China Kembali Alami Kenaikan, Diduga karena Adanya Libur Panjang

Sementara itu, pemerintahan Donald Trump mengatakan bahwa pihaknya mengakui klaim Maroko atas Sahara Barat sebagai bagian dari kesepakatan agar Maroko menyetujui untuk normalisasi hubungan dengan Israel.

Di Algiers, Kementerian Luar Negeri mengatakan bahwa keputusan AS tidak memiliki efek hukum karena bertentangan dengan resolusi PBB, terutama resolusi Dewan Keamanan PBB tentang Sahara Barat.

"Proklamasi akan merusak upaya de-eskalasi yang dilakukan di semua tingkatan untuk membuka jalan bagi meluncurkan proses politik yang nyata," kata kementerian, seperti dikutip oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters pada Minggu, 13 Desember 2020.

Perdana Menteri Aljazair, Abdelaziz Djerad pada Sabtu kemarin juga mengkritik "manuver asing" yang bisa mengguncang stabilitas kawasan itu.

Baca Juga: Tenaga Kesehatan dan Manula di AS Akan Mulai Disuntikkan Vaksin Covid-19 Pfizer Mulai Besok

"Ada manuver asing yang bertujuan untuk mengguncang Aljazair," kata Perdana Menteri Abdelaziz Djerad, dalam reaksi pertama Aljazair terhadap keputusan AS, dikutip dari media daring Israel.

Menurutnya, ada entitas zionis untuk mendekati perbatasan pihaknya. Ia juga melihat di perbatasanya juga terkait ketidakstabilan di sekitar wilayah Aljazair

"Sekarang ada keinginan entitas Zionis untuk mendekati perbatasan kami," kata Djerad mengacu pada Israel.

"Kami melihat hari ini di perbatasan kami perang dan ketidakstabilan di sekitar Aljazair," kata Djerad, dalam pidatonya untuk memperingati ulang tahun demonstrasi menentang pemerintahan kolonial Prancis.

Baca Juga: Redakan Ketakutan Masyarakat akan Vaksin, Luhut: Jokowi Siap Disuntik Ramai-ramai dengan Rakyat

Kesepakatan AS-Maroko datang pada momen kunci dalam konflik yang telah lama membeku di Sahara Barat antara Maroko dan gerakan kemerdekaan Front Polisario yang didukung Aljazair, yang meletus lagi bulan lalu setelah tiga dekade gencatan senjata.

Perserikatan Bangsa-Bangsa dan negara-negara Barat lainnya diperkirakan tidak akan mengubah posisi lama mereka yang menyerukan referendum untuk menyelesaikan perselisihan.

PBB mengatakan pendiriannya terhadap Sahara Barat tidak akan berubah.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler