Upaya Akhiri Pandemi, WHO Amankan 2 Miliar Dosis Vaksin Covid-19 untuk Negara Berkembang

19 Desember 2020, 12:05 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19. /Nytimes.com

PR BEKASI - Badan kesehatan dunia (WHO) berhasil mengamankan sebanyak dua miliar dosis vaksin Covid-19 yang ditujukan untuk negara berkembang lewat lembaga buatannya yakni, COVAX Initiative. 

Diketahui bahwa COVAX Initiative telah menargetkan 1.3 miliar di antaranya bisa didistribusikan tahun depan untuk sebanyak 92 negara dengan perekonomian menengah ke bawah.

Pihak COVAX menyebutkan bahwa hal tersebut bertujuan untuk mengakhiri pandemi Covid-19 dengan melindungi populasi yang paling rentan terdampak.

Baca Juga: Akui Sering Dikelilingi Banyak Wanita Cantik, Kiwil: Bukan Teman Dekat, Ya Biasalah Hiburan Aja

"Hal ini membuka jalan lebar untuk mengakhiri pandemi COVID-19 dengan melindungi populasi yang paling rentan terdampak," kata COVAX Initiative dalam pernyataan persnya, dikutip oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Channel News Asia pada Sabtu, 19 Desember 2020.

Menurutnya, distribusi akan dilakukan secara bertahap dan untuk pengiriman pertama akan dimulai pada kuartail pertama 2021 mendatang.

Namun, COVAX Initiative menyatakan bahwa hal itu bisa berubah tergantung pada beberapa faktor mulai dari pengesahan oleh badan regulator hingga kesiapan distribusi oleh negara tujuan.

Baca Juga: Tepat Dua Musim Tangani MU, Ole Gunnar Solskjaer Mengaku Rambutnya Tambah Beruban

Diketahui, faktor-faktor tersebut penting sifatnya karena, vaksin Covid-19 yang diberikan akan berasal dari berbagai produsen.

Beberapa di antaranya ada AstraZeneca yang tengah menyiapkan 170 juta dosis serta Johnson and Johnson yang berkomitmen menyediakan 500 juta dosis.

Pfizer dan BioNTech, yang vaksinnya banyak digunakan sekarang, juga akan bergabung. Pihak COVAX Initiative menyampaikan bahwa pembicaraan dengan Pfizer tengah berlangsung untuk memastikan berapa dosis yang bisa didistribusikan tahun depan.

Baca Juga: Tunggu Hasil Uji Klinis Vaksin Covid-19, Muhadjir Effendy Sebut Persetujuan BPOM Sangat Penting

Sebelumnya, Pfizer mengalami gangguan rantai pasokan akibat kurangnya bahan baku produksi vaksin Covid-19. Pemerintah Amerika Serikat (AS) dikabarkan akan membantu menambal kekurangan tersebut, diikuti dengan penyesuaian kontrak.

"Kami juga dalam pembicaraan dengan COVAX yang vaksinnya diprediksi akan segera disahkan," kata pihak COVAX Initiative.

Sebagai catatan, COVAX Initiative bekerja berdasarkan sumbangan dari berbagai negara dan pihak. Beberapa penyokongnya adalah World Bank dan Bill & Melinda Gates Foundation.

Baca Juga: Bunga Anggrek Unik Ditemukan di Hutan Madagaskar, Dinobatkan Jadi Bunga Terjelek di Dunia

Beberapa pekan lalu, Kanselir Jerman Angela Merkel mendesak COVAX Initiative untuk segera mengamankan dosis vaksin Covid-19 untuk negara berkembang.

Hal itu mengingat beberapa negara maju sudah mulai mengantri untuk mendapatkan suplai vaksin Covid-19.

Kepala Aliansi Vaksin GAVI, Seth Berkley, sepakat dengan pernyataan Merkel bahwa dosis yang diamankan masih perlu ditambah.

Baca Juga: Gencar Promosi di Tengah Pandemi, Luhut: China Akan Terus Berinvestasi di Kawasan Danau Toba

"Kami masih membutuhkan banyak dosis dan tentu kami membutuhkan banyak uang," kata Berkley.**

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Channel New Asia

Tags

Terkini

Terpopuler