Sama dengan Pendukung Trump, Rachland: Massa Partai Mana yang Menggeruduk Kantor Media di Indonesia?

7 Januari 2021, 12:10 WIB
Politikus Partai Demokrat, Rachland Nashidik. /Twitter @RachlandNashidik

PR BEKASI - Perhatian dunia kali ini tertuju kepada Amerika Serikat (AS) di detik-detik Joe Biden dilantik sebagai Presiden AS karena tindakan massa pendukung Donald Trump yang menyerang awak media di dekat Gedung Capitol AS.

Mereka juga meneriakkan kalimat seperti yang sering Donald Trump ucapkan yaitu, "Media adalah musuh rakyat".

Tak hanya itu mereka juga mengejar para wartawan dan menghancurkan perlengkapan-perlengkapan mereka untuk meliput berita.

Baca Juga: Sayangkan Trump Kompori Aksi 'Kudeta' Presiden Terpilih, Tsamara Amany: Preseden Buruk Demokrasi

Wartawan senior NBC DC, Shomari Stone mengaku tidak pernah melihat kekejaman ini selama 20 tahun karirnya.

"Saya belum pernah melihat yang seperti ini selama 20 tahun karir saya," ujar Shomari Stone.

Menanggapi insiden di negeri Paman Sam tersebut, politikus Partai Demokrat, Rachland Nashidik lantas menyamakan kejadian tersebut seperti yang pernah terjadi di Indonesia saat Pemilu lalu.

Menurutnya kejadian dua tahun yang lalu di mana sebuah massa dari partai besar menyerang kantor media massa karena menyinggung nama Megawati Soekarnoputri persis seperti yang terjadi di AS saat ini.

Baca Juga: Sebut Risma Aneh karena Temukan Gelandangan di Sudirman-Thamrin, Musni: Tiap Lewat Tak Pernah Lihat

"Pemilu lalu di Indonesia: massa partai mana yang menggeruduk kantor media massa dan dibenarkan oleh Presidennya?," ucapnya seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari akun Twitter @RachlanNashidik, Kamis, 7 Januari 2021.

Perlu diketahui kejadian penyerangan kantor media Radar Bogor oleh para pendukung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) terjadi pada 30 Mei 2018 silam.

Sekitar seratus orang kader dan simpatisan PDIP mendatangi kantor media Radar Bogor di Jalan KH. R. Abdullah Bin Muhammad Nuh, Tanah Sareal, Kota Bogor, massa marah dan memukul staf kantor yang bertugas.

Baca Juga: Nyesek! Nabung Bertahun-tahun di Bawah Kasur, Duit Rp15 Juta Malah Ludes Dimakan Rayap

Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 16.00 WIB. Mereka berang karena pemberitaan yang diterbitkan Radar Bogor pada pagi harinya dengan judul "Ongkang-ongkang Kaki Dapat Rp112 juta".

Pemimpin Redaksi Radar Bogor Tegar Bagja mengatakan kader PDIP tiba di kantor tanpa memberi tahu sebelumnya. Mereka beramai-ramai mengendarai sepeda motor dan membawa pengeras suara.

"Mereka datang dengan marah-marah, membentak, mengejar staf kami yang ada di depan, dan merusak dengan sengaja properti kami," kata Tegar.

Baca Juga: Sebut Fadli Zon 'Blusukan' ke Akun 'Dewasa', Dewi Tanjung: Gak Beda Jauh Sama Rizieq

Selain membentak dan memaki, massa juga sempat melakukan dorong-dorongan terhadap Tegar dan sejumlah karyawan. Bahkan seorang staf Radar Bogor dipukul oleh pihak PDIP saat keributan itu pecah.

"Secara fisik, satu orang staf kami ada yang dipukul tapi ditangkis. Itu terjadi di belakang Aula Radar Bogor di lantai satu. Saya juga didorong-dorong," ujar Tegar.

Tak lama setelah itu, Tegar mengajak delapan orang perwakilan kader PDIP untuk bermusyawarah di ruang rapat redaksi. Mediasi berlangsung alot. 

Baca Juga: Menyesal dan Minta Belas Kasih Hakim, Pinangki: Anak Saya Masih 4 Tahun, Bapak Saya Sakit

Pihak PDIP sempat menggebrak meja dan memaki-maki, namun pertemuan itu tetap berjalan. Aparat kepolisian dari Polresta Bogor juga hadir dalam mediasi tersebut.

"Mereka merusak properti kami, meja rapat hancur, kursi dibanting-banting, saya enggak tahu maksudnya itu apa. Bulan ramadhan enggak bisa menahan emosi," katanya.

Pihak PDIP keberatan dengan penggunaan kata gaji dalam berita tersebut. Koran itu menuliskan "Gaji Para Petinggi Negeri (per bulan)", salah satunya Megawati Soekarnoputri yang mendapat Rp112.548.000 dari jabatan Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).***

Editor: Puji Fauziah

Tags

Terkini

Terpopuler