Dianggap Rendahkan Wanita Muslim Uighur, Twitter Kunci Akun Kedubes China untuk AS

22 Januari 2021, 16:45 WIB
Logo Twitter. /Pixabay

PR BEKASI - Twitter telah mengunci akun kedutaan besar (Kedubes) China untuk Amerika Serikat menyusul cuitan yang membela kebijakan China terhadap Muslim Uighur di Xinjiang.

Platform asal AS tersebut beranggapan bahwa cuitan yang dibuat tidak manusiawi dan tidak sesuai dengan pendirian media sosail AS.

Akun Kedutaan Besar China, @ChineseEmbinUS diketahui menuliskan wanita Uighur telah dibebaskan dan tidak lagi menjadi "mesin pembuat bayi".

Cuitan itu dibuat di awal bulan ini seperti penelitian yang dilaporkan oleh surat kabar yang didukung pemerintah, China Daily.

Baca Juga: Cek Fakta: Gereja Dikabarkan Ajak Seluruh Umat Kristiani di Indonesia Tolak Vaksinasi

Cuitan itu kini telah terpantau disembunyikan oleh Twitter dan diganti dengan label yang menyatakan bahwa itu tidak lagi tersedia.

Meskipun Twitter menyembunyikan cuitan yang melanggar kebijakannya, pemilik akun yang harus menghapus postingan tersebut secara manual.

Akun kedutaan besar China belum mengunggah tweet baru sejak Sabtu, 9 Januari 2021 lalu.

Penangguhan akun kedutaan Twitter dilakukan sehari setelah administrasi Trump, pada sisa waktu terakhirnya, menuduh China melakukan genosida di Xinjiang, sebuah temuan yang didukung oleh pemerintahan Biden yang baru.

Baca Juga: PBB Setujui Konferensi Global untuk Melindungi Situs Keagamaan dan Rumah Ibadah

Namun, Kementerian Luar Negeri China mengatakan pada hari Kamis 21  Januari 2021 bahwa mereka bingung dengan langkah tersebut. Mereka menyatakan bahwa itu adalah tanggung jawab kedutaan untuk menyerukan disinformasi dan mengklarifikasi fakta.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying mengatakan pada pengarahan harian pada Kamis bahwa pihaknya bingung dengan langkah Twitter.

"Ada banyak laporan dan informasi yang berhubungan dengan Xinjiang yang menentang China. Kedutaan besar kami di AS bertanggung jawab untuk mengklarifikasi fakta," katanya seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Astroawani, Jumat 22 Januari 2021.

"Kami berharap mereka tidak akan menerapkan standar ganda dalam masalah ini. Kami berharap mereka dapat melihat apa yang benar dari disinformasi tentang masalah ini," sambungnya.

Baca Juga: Diduga Covid-19, Tahanan Palestina Meninggal dengan Penyebab Tak Wajar di Penjara Israel

China telah berulang kali menolak tuduhan pelecehan di Xinjiang, di mana panel PBB mengatakan setidaknya satu juta orang Uighur dan Muslim lainnya telah ditahan di kamp-kamp.

Ini bukan pertama kalinya Twitter mengambil tindakan terhadap akun terkait China. Pada Juni tahun lalu, mereka menghapus lebih dari 170.000 akun yang dikatakan terkait dengan operasi pengaruh yang didukung Beijing yang secara menipu menyebarkan pesan-pesan yang menguntungkan pemerintah China.

Langkah Twitter juga menyusul penghapusan akun mantan presiden AS Donald Trump, yang memiliki 88 juta pengikut, dengan alasan risiko kekerasan setelah para pendukungnya menyerbu Capitol AS bulan ini.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Astro Awani

Tags

Terkini

Terpopuler