Eropa dalam Masalah Serius, Moderna Ikut Jejak Pfizer dan AstraZeneca Pangkas Pengiriman Vaksin Covid-19

1 Februari 2021, 10:26 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19 Moderna. /The New York Times

PR BEKASI - Eropa tengah dihadapkan dengan permasalahan serius terkait pasokan vaksin Covid-19 karena beberapa perusahaan produksi vaksin Covid-19 dikabarkan mengalami beberapa hambatan.

Sehingga, perusahaan vaksin Covid-19 tersebut terpaksa harus menunda atau memangkas suplai vaksin Covid-19 ke negara-negara Eropa.

Hingga saat ini negara-negara Eropa pun belum menerima kabar baik terkait kampanye vaksinasi Covid-19 mereka.

Baca Juga: Sebut Abu Janda Perlu Diwakafkan ke Pengadilan Anak, Rocky Gerung: Karena Otaknya Belum Selesai Berevolusi 

Dilaporkan bahwa sebelumnya, yang melakukan penundaan dan pemangkasan suplai vaksin Covid-19 hanya Pfizer dan AstraZeneca, sekarang bertambah yakni Moderna.

Moderna mengatakan bahwa mereka telah memperbarui rencana pengirimannya. Hal itu dipengaruhi ketersediaan bahan baku vaksin Covid-19 yang disuplai oleh perusahaan asal Swiss, Lonza.

Salah satu negara Eropa yang akan terdampak pengiriman vaksinnya adalah Italia.

Komisioner Covid-19, Domenico Arcuri, menyampaikan vaksin yang dikirim Moderna pada Februari ini akan dipangkas 20 persen.

 Baca Juga: Ingatkan Para Pemegang Kekuasaan, SBY: Banyak Cara Berpolitik yang Lebih Bermoral dan Beradab

"Beberapa menit lalu, Moderna mengontak kami soal pemangkasan tersebut. Mulai 7 Februari, jumlah vaksin yang akan tiba hanya 132 ribu dosis atau 20 persen lebih sedikit dibanding yang disepakati," kaya Arcuri, dikutip oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Channel News Asia pada Senin, 1 Februari 2021.

Ditambah dengan pemangkasan suplai dari Pfizer dan AstraZeneca, Arcuri menyatakan bahwa stok vaksin Covid-19 mereka kian menipis.

Kondisi sekarang, lanjutnya, vaksin Covid-19 yang mereka miliki sudah minus 300.000 dosis dari jumlah yang seharusnya.

Seperti kasus AstraZeneca, Arcuri menyatakan pemerintahnya tidak bisa menerima alasan Moderna.

 Baca Juga: Buntut Kerusuhan di US Capitol, Polisi Temukan Tutorial Pembuatan Bom di Rumah Pelaku

Menurut mereka, Moderna tidak bertanggung jawab karena memutuskan pemangkasan secara sepihak dan mendadak.

"Kabar vaksin Covid-19 kian buruk tiap harinya. Vaksin Covid-19 itu bukan minuman ringan ataupun kudapan. Itu adalah satu-satunya obat terhadap masalah (Covid-19) yang sudah berlangsung selama setahun lebih ini," kata Arcuri.

Selain Italia, negara Eropa yang terdampak adalah Prancis dan Swiss.

Pemerintah Prancis berkata, Moderna memangkas suplai yang seharusnya dikirimkan ke mereka Februari ini sebanyak 25 persen.

Baca Juga: Serang Fisik Pigai hingga Sebut Islam Arogan, Bareskrim Polri Akan Panggil Abu Janda Hari Ini 

Sehingga, Prancis tidak yakin akan mencapai target satu juta vaksinasi Covid-19 per Februari mendatang.

Menanggapi keluhan yang ada, Moderna menyatakan mereka terus berkoordinasi dengan pemerintah yang telah memesan vaksin Covid-19.

Mereka pun bisa memahami bahwa situasinya darurat dan penting untuk segera mengirimkan vaksin.

Sementara itu untuk total global, Moderna menjanjikan hingga 600 juta dosis vaksin Covid-19 pada tahun ini. 

Baca Juga: Akui Kedekatannya dengan Anya Geraldine 'Settingan', Rizky Febian Sebut Hanya untuk Dongkrak Massa 

Beberapa di antaranya yakni 200 juta dosis untuk Amerika Serikat (AS), 160 juta dosis Uni Eropa, 50 juta dosis Jepang, 40 juta dosis Kanada, 40 juta dosis Korea Selatan, 7.5 juta dosis Swiss, dan 17 juta dosis Inggris.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Channel News Asia

Tags

Terkini

Terpopuler