PR BEKASI - Varian baru Covid-19 yang berasal dari Afrika Selatan masih menjadi ancaman dunia.
Atas ditemukannya varian baru Covid-19 tersebut, sejumlah negara memutuskan untuk semakin memperketat pembatasan sosial dan kedatangan pendatang dari negara-negara tertentu.
Kebijakan tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mencegah penularan Covid-19.
Kehadiran vaksin awalnya diharapkan dapat memutus kondisi saat ini namun pihak AstraZeneca mengungkapkan studi terbarunya terkait varian baru Covid-19 asal Afrika Selatan.
Baca Juga: Kwik Kian Gie Sesali Bisnis Panti Pijatnya, Dandhy Laksono: Semua OTT KPK Bukan Soal Panti Pijat
Berdasarkan hasil studinya menunjukkan bahwa vaksin yang mereka buat hanya memberikan perlindungan terbatas terhadap varian baru Covid-19 asal Afrika Selatan.
Adapun perlindungannya terbatas pada gejala-gejala ringan saja. Walau begitu, itu masih dari data awal.
Data itu berasal dari studi yang digelar Universitas Witwatersrand dan Universitas Oxford.
Dengan temuan baru itu, maka efikasi vaksin Covid-19 dari AstraZeneca bisa dikatakan menurun.
Baca Juga: Aksi Heroik Mahasiwa Asal Arab Saudi Selamatkan Pria yang Tenggelam di Inggris Terima Banyak Pujian
"Dari uji fase 1 dan 2, data awal menunjukkan efikasi terbatas pada gejala ringan dari varian baru COVID-19 asal Afrika Selatan, B.1.351," kata AstraZeneca dalam keterangan persnya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters pada Minggu, 7 Februari 2021.
Selanjutnya, AstraZeneca menegaskan bahwa mereka akan mengkaji lebih lanjut data-data tersebut.
Selain itu, mereka juga ingin memastikan apakah efikasi serupa berlaku juga untuk gejala-gejala berat yang ditimbulkan varian baru Covid-19 asal Afrika Selatan.
Sebelumnya, AstraZeneca yakin bahwa vaksinnya akan mampu melindungi warga dari varian baru Covid-19.
Baca Juga: Ketinggian Air Capai 7 Meter Lebih Pintu Air Sungai Manggarai, Masyarakat Harap Waspada
Hal itu berlandaskan pada keyakinan protein pada varian baru Covid-19 relatif sama dengan varian biasanya.
Namun, sebagaimana diketahui, tiap varian baru Covid-19 memiliki karakteristik yang berbeda.
"Universitas Oxford dan AstraZeneca sudah mulai mengadaptasi vaksinnya terhadap varian baru ini," katanya.
"Dan akan terus berkembang seiring dengan berjalannya pengembangan klinis," katanya, menambahkan.
Baca Juga: Bandingkan Banjir Semarang dan Jakarta, Geisz Chalifah: Bukan Soal Curah Hujan
Sebelumnya, AstraZeneca dikabarkan tengah mengembangkan vaksin baru yang diharapkan akan lebih efektif menangani gejala-gejala dari varian baru Covid-19.
Namun sejauh ini, AstraZeneca hanya yakin vaksinnya efektif terhadap varian baru Covid-19 yang berasal dari Inggris.
Diketahui bahwa hingga saat ini sejumlah produsen vaskin Covid-19 lainnya juga tengah mengupayakan efektivitas vaksin yang mereka buat.
Hal tersebut dilakukan untuk memerangi pandemi Covid-19 yang masih menjadi ancaman dunia hingga saat ini.***