Ratusan Ribu Anak di Yaman Terancam Mati, Ferdinand: Sementara Keturunannya Merajalela di Negeri Ini

14 Februari 2021, 09:21 WIB
Ferdinand Hutahaean (kanan) yang mengomentari skenario mengenaskan yang dapat terjadi pada anak-anak di Yaman. /Muhammed Hamoud /Anadolu Agency/Kolase foto dari Anadolu Agency dan Twitter @FerdinandHaean3

PR BEKASI - Politisi Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean turut mengomentari skenario mengenaskan yang dapat terjadi pada hampir setengah juta populasi anak-anak di Negara Yaman.

Sekurang-kurangya, 400.000 anak di bawah usia lima tahun di Yaman dapat meninggal akibat kelaparan pada tahun 2021.

Hal tersebut dapat terjadi jika tidak ada campur tangan serta solusi di tengah melonjaknya tingkat kekurangan gizi yang parah akibat perang diikuti pandemi virus Corona.

Baca Juga: Bukan dengan Makian, Debt Collector di Singapura Ini Pakai Kostum ‘Dewa Kekayaan’ saat Tagih Utang

Ferdinand Hutahaean turut berduka dengan apa yang dapat menimpa ratusan ribu anak-anak yaman tersebut.

Namun dirinya tak habis pikir mengapa justru populasi keturunan Yaman di Indonesia sangatlah banyak.

"Kasihan anak-anak Yaman ini..!!Sementara keturunan Yaman di negeri ini merajalela..!!," kata Ferdinand Hutahaean dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com, Minggu, 14 Februari 2021.

Baca Juga: Sekolah Ditutup Selama Pandemi, Gadis Mesir Berusai 12 Tahun Ini Jadi Guru untuk Tetangganya

Peringatan PBB soal kemungkinan tersebut sebenarnya telah muncul hampir enam tahun setelah pecahnya perang yang membuat hampir 80 persen populasi Yaman bergantung pada bantuan kemanusiaan.

Dalam sebuah laporan yang diterbitkan PBB pada Jumat, 12 Februari 2021, mereka memproyeksikan terdapat peningkatan 22 persen dalam kekurangan gizi akut di antara anak-anak di bawah lima tahun di Yaman di 2021 dibandingkan dengan 2020.

Malnutrisi akut yang parah berarti akan ada risiko kematian akibat kekurangan makanan. Daerah Aden, Hodeidah, Taiz, dan Sanaa termasuk di antara daerah yang paling parah terkena dampak di Yaman.

Baca Juga: Jabat Wapres Dua Kali, Budiman Sudjatmiko Heran JK Tak Paham Perbedaan Kritik dan Provokasi

“Angka-angka ini adalah seruan lain untuk bantuan dari Yaman di mana setiap anak yang kekurangan gizi juga berarti keluarga yang berjuang untuk bertahan hidup,” kata Direktur Eksekutif Program Pangan Dunia (WFP) David Beasley.

Selain itu, 2,3 juta anak di bawah 5 tahun diperkirakan akan menderita kekurangan gizi akut pada 2021. 

Malnutrisi akut di antara anak-anak dan ibu-ibu di Yaman meningkat setiap tahun akibat konflik dan semakin diperparah karena tingginya tingkat penyakit dan meningkatnya tingkat kerawanan pangan.

Baca Juga: Bayi Gajah Terjebak di Kubangan Lumpur Berhasil Diselamatkan Warga, BKSDA: Kondisinya Kritis

Sekitar 1,2 juta wanita hamil atau menyusui diproyeksikan mengalami kekurangan gizi akut tahun ini. 

Walaupun soal kelaparan tidak pernah diumumkan secara resmi di Yaman, PBB mengatakan negara itu sedang mengalami krisis kemanusiaan terbesar di dunia.

HIngga tahun 2021, layanan gizi dan layanan lainnya yang mencegah jutaan orang dari kelaparan dan penyakit secara bertahap ditutup di Yaman di tengah kekurangan dana yang akut.

Baca Juga: SBY Umpamakan Kritik seperti Obat dan Pujian seperti Gula: Pahit Namun Bisa Sembuhkan Sakit

Tak hanya itu, konflik, kemerosotan ekonomi, pandemi, dan kekurangan sumbangan tahun lalu juga berkontribusi pada memburuknya krisis kemanusiaan di Yaman. 

WFP, Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), UNICEF dan WHO mengatakan mereka hanya menerima US$1,9 miliar dari US$3,4 miliar yang dibutuhkan untuk bantuan kemanusiaaYa

Nahasnya, program tersebut sudah mulai ditutup dan diperkecil setiap harinya.

Baca Juga: Jenderal Suryo Prabowo Beri Tips Aman Memberi Kritik Agar Tak Ditangkap Polisi, Begini Katanya

Perlu diketahui, perang di Yaman terjadi ketika koalisi pimpinan Arab Saudi melakukan intervensi pada Maret 2015 untuk memulihkan pemerintah Yam yang digulingkan dari kekuasaan di ibu kota Sanaa oleh gerakan Houthi pada akhir 2014. 

Houthi menegaskan, bahwa tindakannya tersebut adalah bentuk dari sebuah gerakan untuk memerangi korupsi.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Twitter

Tags

Terkini

Terpopuler