Negara Tetangga Indonesia Berduka, ‘Bapak Bangsa’ Papua Nugini Sir Michael Somare Wafat

26 Februari 2021, 10:24 WIB
Perdana Menteri Papua Nugini Terlama, Sir Michael Somare Wafat. /Twitter.com/raetlomi

PR BEKASI – Grand Chief sekaligus perdana menteri yang menjabat paling lama Papua Nugini, Sir Michael Somare meninggal dunia di Port Moresby pada usia 84 tahun.

Pria yang memimpin Papua Nugini menuju kemerdekaannya ini, dikenal di seluruh negeri sebagai “Papa Blo Kantri” atau Bapak Bangsa.

Somare menjabat sebagai perdana menteri selama total 17 tahun dengan lebih dari empat masa jabatan.

Dia dihormati sebagai tokoh penting dalam transformasi damai negara dari koloni menjadi bangsa merdeka.

Baca Juga: Cek Fakta: Annisa Pohan Dikabarkan Gerebek AHY Dengan Wanita Lain, Simak Faktanya

Baca Juga: Pensiun dari Dunia Tinju, Bisnis Kebun Ganja Milik Mike Tyson Di California Raup Untung Rp7 Miliar

Baca Juga: Proyek Infrastruktur Transportasi Berkembang Pesat, Bekasi Diharapkan Fokus Jadi Metropolitan Besar 

Somare juga digambarkan pada uang kertas 50 Kina PNG, seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari situs The Guardian, Jumat, 26 Februari 2021.

Somare adalah menteri utama pertama dan satu-satunya di wilayah yang dikelola Australia di Papua Nugini.

Ia juga membantu mendirikan partai Pangu yang memimpin negara itu merdeka pada tahun 1975.

Somare kemudian menjadi perdana menteri pertama negara itu dan mengatakan kepada bangsanya yang baru lahir dalam pidato radio tengah malam di hari pertama keberadaannya.

“Saya ingin mengingatkan semua bahwa ini hanyalah permulaan. Sekarang kita harus berdiri di atas kedua kaki kita sendiri dan bekerja lebih keras dari sebelumnya. Kami memang tuan atas takdir kami sendiri,” katanya.

Baca Juga: SBY 'Turun Gunung' Atasi Isu Kudeta, Ali Ngabalin: Sama Sekali Tak Ada Pengaruhnya Bagi Presiden Jokowi 

Kematian Somare, setelah pertempuran singkatnya dengan kanker pankreas, dikonfirmasi oleh keluarganya pada Jumat pagi.

“Sir Michael adalah suami yang setia kepada ibu kami dan ayah buyut pertama bagi anak-anaknya, kemudian cucu dan buyut perempuan,” ujar putrinya Betha Somare dalam sebuah pernyataan.

“Tapi kami sangat disayangi bahwa banyak orang Papua Nugini yang sama-sama memeluk Sir Michael sebagai ayah dan kakek,” sambungnya.

Lahir pada tahun 1936 di Rabaul, Somare kecil, ia pindah bersama keluarganya kembali ke rumah leluhur ayahnya di desa Karau di Sepik Timur.

Baca Juga: Setelah 2 Uji Coba Jelang Sea Games Vietnam, Timnas Akan Dikembalikan ke Klub Hadapi Piala Menpora 2021 

Itu adalah provinsi yang dia selalu bersama sepanjang hidupnya dan dari tempat itu dia menarik basis kekuatan politiknya selama hampir lima dekade karirnya di kehidupan publik.

Pendidikan paling awal adalah di sekolah dasar yang dikelola Jepang selama perang dunia kedua dengan mempelajari membaca, menulis dan berhitung dalam bahasa Jepang.

Dia kemudian lulus dari Sekolah Menengah Sogeri, menjadi guru, kemudian penyiar radio, sebelum membantu mendirikan Partai Pangu pada tahun 1967.

Tahun berikutnya, dia ikut serta dalam pemilihan majelis baru PNG dan menjadi menteri utama.

Dia menjabat empat periode sebagai perdana menteri, dari 1975 hingga 1980, dari 1982 hingga 1985, dan 2002 hingga 2010.

Baca Juga: Warganet Kaget Churros Buatannya Lebih Mirip Kotoran Hewan, Begini Resep Membuat Churros 

Dia adalah gubernur provinsi Sepik Timur yang dicintainya dari 1995 hingga 1999 dan lagi dari 2012 hingga 2016.

Pada ulang tahunnya yang ke-80, Somare mengatakan melihat negaranya bersatu dan bebas adalah realisasi dari semua ambisinya.

“Impian seumur hidup saya untuk negara yang luar biasa ini terpenuhi saat kemerdekaan ketika kita mulai dengan perdamaian,” ujarnya.

“PNG adalah tempat meleburnya suku, klan, dan keluarga yang tidak pernah dimaksudkan untuk menjadi sama. Namun terlepas dari semua ini, saya telah menemukan bahwa ini bukanlah bangsa yang sulit untuk bersatu,” sambungnya.

Baca Juga: Aksi Jokowi Bagi-bagi Suvenir Jadi Polemik, dr. Tirta: Itu Kan Dalam Rangka Membubarkan Kerumunan 

Perdana Menteri Australia Scott Morrison menggambarkan Somare sebagai bapak pendiri PNG yang demokratis dan merdeka serta teman baik Australia.

“Saya turut berduka cita untuk keluarganya, Perdana Menteri Marape, dan rakyat PNG. Orang Australia mendukung Anda di saat kesedihan ini. Semoga ia beristirahat dalam damai,” kata Scott Morrison.

Grand Chief Sir Michael Somare meninggalkan istrinya Lady Veronica dan lima anak, Betha, Sana, Arthur, Michael Jr dan Dulciana.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: The Guardian

Tags

Terkini

Terpopuler