PR BEKASI - "Semuanya akan baik-baik saja," itulah tulisan yang tertera di kaos Angel, seorang remaja yang tewas terbunuh saat mengadakan unjuk rasa anti-kudeta di Myanmar.
Angel yang masih berusia 19 tahun adalah seorang penari sekaligus juara taekwondo yang bergabung dengan pengunjuk rasa anti-kudeta di Myanmar pada Rabu, 3 Maret 2021.
Berbeda dengan kaos yang ia pakai, remaja itu meninggalkan rincian golongan darahnya, nomor kontak, dan permintaan untuk menyumbangkan organ tubuhnya jika dia meninggal.
Angel terbunuh oleh tembakan tepat di kepala di jalan-jalan Mandalay saat dia berjuang untuk demokrasi tentative, di mana dia dengan bangga memilih untuk pertama kalinya tahun lalu, tetapi hasil pemilihan dibatalkan oleh kudeta pada Senin, 1 Februari 2021.
Baca Juga: Bantah Tudingan Ketahui Hubungan 'Gelap' Nissa dan Ayus, Iis Dahlia: Nggak Tahu, Itu Berita Bohong
Baca Juga: Sehari 38 Orang Tewas Bentrok Sipil - Militer Myanmar, Utusan PBB: Hari Paling Berdarah
Baca Juga: Said Aqil Diamanahi Jadi Komisaris Utama PT KAI, BUMN: Kita Butuh Tokoh Umat
Terlihat dalam foto-fotonya saat protes, kalimat dari kaos Angel dengan cepat menjadi viral di media sosial ketika pengguna mengunggahnya seolah bereaksi atas pasukan keamanan yang menewaskan sedikitnya 18 orang di sekitar Myanmar selama hari itu.
Seorang juru bicara junta tidak menanggapi permintaan untuk mengomentari pembunuhan tersebut.
Myat Thu, yang bersamanya saat protes, mengenang seorang wanita muda pemberani yang menendang gas air mata hingga memberi kesempatan pengunjuk rasa untuk membersihkan gas air dari mata mereka.
Angel pun menendang balik tabung gas air mata kembali ke arah polisi.
"Ketika polisi melepaskan tembakan, dia mengatakan kepada saya 'Duduk! Duduk! Peluru akan mengenai Anda," ujar Myat Thu mengenang Angel seperti ditutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters Kamis, 4 Maret 2021.
“Anda terlihat seperti berada di atas panggung. Dia merawat dan melindungi orang lain sebagai seorang kawan," sambungnya.
Myat Thu mengatakan dia dan Angel termasuk di antara ratusan orang yang berkumpul dengan damai di kota kedua Myanmar untuk mengecam kudeta dan menyerukan pembebasan pemimpin yang ditahan Aung San Suu Kyi.
Sebelum penyerangan polisi, video Angel saat berteriak, "Kami tidak akan lari" dan "darah tidak boleh ditumpahkan" sempat beredar.
Baca Juga: 2 Kasus Pertama Covid-19 B117-UK di Karawang Sembuh, Satgas: Masyarakat Diharap Tidak Panik
Polisi pertama memukul mereka dengan gas air mata, kata Myat Thu. Kemudian peluru datang.
Foto yang diambil sebelum dia terbunuh menunjukkan Angel berbaring untuk berlindung di samping spanduk protes, dengan kepala sedikit terangkat.
Semua orang berpencar, kata Myat Thu. Baru kemudian dia mendapat pesan: Seorang gadis telah meninggal.
"Saya tidak tahu bahwa itu dia," kata Myat Thu, tetapi gambar segera muncul di Facebook menunjukkan Angel sudah berbaring di samping korban lain.
Baca Juga: Kenang Pribadi Rina Gunawan Semasa Hidup, Tommy Kurniawan: Sosok yang Baik, Ramah, dan Menyenangkan
Pertumpahan darah hari Rabu menggandakan jumlah korban tewas dalam protes yang telah menarik ratusan ribu orang ke jalan-jalan Myanmar.
Tentara, yang mengatakan seorang polisi telah tewas, mengatakan akan bertindak melawan "pengunjuk rasa yang rusuh".***