PR BEKASI – Dua orang meninggal dunia dan Sembilan orang mengalami kelumpuhan wajah setelah melaksanakan vaksinasi Covid-19 di Hong Kong.
Menurut para ahli, dua orang meninggal tersebut terdiri dari dua pasien sakit kronis yang mendapatkan suntikan vaksin Covid-19 buatan Sinovac.
Seorang wanita berusia 80 tahun yang divaksinasi pada 2 Maret 2021 meninggal pada hari Jumat, 19 Maret 2021.
Sementara seorang pria berusia 60 tahun meninggal pada hari Rabu, 24 Maret 2021 setelah divaksinasi pada 11 Maret 2021.
Baca Juga: Tampak Ada Pesanan Politik di Kasus Habi Rizieq, Munarman: Ada Pemutar Balikan Fakta
Sebelumnya, tujuh orang telah meninggal dunia setelah mendapat suntikan vaksin Covid-19 Sinovac, sementara satu orang meninggal setelah menerima vaksin BioNTech.
Para ahli mengatakan tidak ada hubungan langsung yang dibuat antara vaksinasi dan korban jiwa tersebut.
Sementara itu, sembilan kasus kelumpuhan wajah sementara menjadikan jumlah penerima vaksin yang menderita kondisi tersebut, yang dikenal sebagai Bell's Palsy, menjadi sebelas jiwa, salah satunya melibatkan vaksin BioNTech.
Baca Juga: Sidang HRS Dilakukan secara Offline, 1.985 Personel Gabungan Dikerahkan untuk Lakukan Pengamanan
Otoritas Hong Kong telah menangguhkan pemakaian vaksin buatan Jerman tersebut sampai pemberitahuan lebih lanjut setelah cacat kemasan ditemukan dalam serangkaian botol vaksin.
Menurut Direktur Kesehatan Hong Kong Constance Chan, hal tersebut telah memancing kebingungan di pusat-pusat imunisasi vaksin Covid-19 di seluruh penjuru Hong Kong.
“BioNTech telah meminta kami menghentikan vaksinasi untuk sementara hingga investigasi mengenai kemasan botol vaksin yang cacat selesai di investigasi, katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari SCMP.
Menyusul ditemukannya masalah dengan vaksin Covid-19 BioNTech buatan Jerman, otoritas Hong Kong mengumumkan pembatalan pemesanan di semua 21 pusat vaksinasi komunitas yang menyediakan suntikan.
Macau, yang notabene merupakan tetangga dari Hong Kong diketahui juga menghentikan penggunaan vaksin Covid-19 BioNTech setelah kejadian di Hong Kong tersebut.
Diketahui, vaksin Covid-19 BioNTech didistribusikan di Hong Kong dan Makau melalui kemitraan Fosun Pharma dari Cina.
Menurut data yang dimiliki oleh otoritas Hong Kong, diketahui vaksin Covid-19 BioNTech dalam sepekan terakhir banyak dipilih oleh masyarakat Hong Kong, ketimbang vaksin Covid-19 Sinovac.
Baca Juga: Besok Bansos untuk Anak Rp300 Ribu Bakal Cair, Simak Syarat dan Kriteria Penerimanya
Program vaksinasi di Hongkong diketahui telah dimulai sejak Februari 2021 lalu dengan menggunakan vaksin Covid-19 Sinovac.
Namun, sejak Maret 2021 otoritas Hong Kong Mulai menawarkan vaksin Covid-19 BioNTech sebagai pilihan alternatif bagi masyarakat.
Hal tersebut terjadi dikarenakan otoritas Hong Kong kurang percaya terhadap keamanan dan keampuhan vaksin Covid-19 Sinovac buatan China karena dikhawatirkan muncul efek samping yang merugikan setelah menggunakan vaksin tersebut.***