Kelompok Separati Sayap Kanan Rusak dan Tulis 'Matikan Semua Orang Turki' di Masjid Yunani

29 Maret 2021, 12:26 WIB
Ilustrasi masjid di Siprus, Yunani. /PIXABAY/Banita Tour/

PR BEKASI - Sekelompok aktivis sayap kanan menyerang dan merusak sebuah masjid di Limassol, Siprus Yunani, mereka menggambar tanda salib dan menulis 'matikan semua orang Turki' di dindingnya.

Sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari TRT World pada Senin, 29 Maret 2021, kejadian itu terjadi saat Yunani tengah merayakan peringatan 200 tahun kemerdekaan nasional.

Para penyerang membawa spanduk bertanggal 1821, tahun ketika Yunani merdeka dan pemerintahan bekas Kekaisaran Ottoman secara resmi berakhir di negara itu.

Pemerintah Turki mengutuk serangan tersebut, menyebutnya sebagai provokasi ketika tengah berupaya mencari menemukan solusi untuk masalah Siprus semakin intensif.

Baca Juga: Junta Militer Myanmar Lakukan Serangan Udara, 3.000 Warga Karen Mengungsi ke Thailand

Baca Juga: Pertamina Jamin Pasokan BBM Tidak Terganggu Usai Kilang Minyak Pertamina di Balongan Indramayu Terbakar

Baca Juga: Telusuri Penyebab Kebakaran Kilang Minyak Balongan, Polri Turun Tangan Kerahkan Tim Inafis

Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan bahwa tindakan seperti itu tidak akan membantu membangun rasa saling percaya antara dua komunitas (Siprus Yunani dan Siprus Turki).

Presiden Republik Turki Siprus Utara Ersin Tatar mendesak pemerintah Yunani untuk mengambil tindakan tegas terhadap para pelakunya.

"Meskipun insiden ini sekali lagi mengungkapkan mentalitas Yunani, harus diingat bahwa ratusan masjid kami diserang dan dihancurkan selama periode 1963-1974," kata Presiden Tatar dalam sebuah pernyataan.

Serangan itu berdampak negatif pada pertemuan 5 + 1 mendatang yang dipimpin oleh PBB di Jenewa, Swiss, tentang masalah Siprus.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan juga menggambarkan serangan itu sebagai provokasi, dengan mengatakan bahwa orang Yunani telah melakukannya sejak lama.

Insiden di Limassol bukanlah serangan pertama terhadap masjid di tanah Yunani.

Baca Juga: Sebut Presiden Jokowi Bohong Soal Impor Beras, Said Didu: Sudah Sering Dia Melakukan Itu

Pada 2013, masjid bersejarah di wilayah Denya di Siprus Selatan dibakar.

Butuh waktu satu tahun untuk menyelesaikan pekerjaan restorasi masjid.

Namun, masjid yang sama dibakar lagi pada tahun 2016 oleh orang tak dikenal.

Di sisi lain, beberapa masjid era Ottoman di Yunani terus disegel.

Masjid Fethiye, yang dibangun pada tahun 1458 di Athena, diubah menjadi sekolah segera setelah Yunani merdeka pada tahun 1821.

Masjid tersebut juga pernah diubah menjadi penjara dan kemudian diubah menjadi kamp militer pada kesempatan lain.

Demikian pula, masjid lain bernama Dizdar Mustafa Aga beberapa kali mengalami pengubahan, mulai dari penjara, kamp militer, dan gudang.

Pada tahun 1923, setelah dipugar, masjid ini digunakan sebagai Museum Seni Hias Nasional.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: TRT World

Tags

Terkini

Terpopuler