Picu Pembekuan Darah Hebat, Denmark Jadi Negara Pertama yang Buang Vaksin Covid-19 AstraZeneca

15 April 2021, 10:19 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19 AstraZeneca-Denmark menjadi negara pertama di Eropa yang buang vaksin Covid-19 AstraZeneca /The Globe and Mail

PR BEKASI - Denmark menjadi negara pertama di Eropa yang tinggalkan vaksin Covid-19 AstraZeneca untuk program vaksinasi Covid-19.

Menurut Otoritas Kesehatan Denmark, keputusan membuang vaksin AstraZeneca karena kasus pembekuan darah yang sangat langka dari efek samping vaksin itu.

Søren Brostrøm, direktur lembaga kesehatan Denmark, mengatakan meskipun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Badan Obat Eropa (EMA) mendukung penggunaan AstraZeneca, kampanye vaksinasi Denmark akan terus berlanjut tanpa vaksin itu.

Baca Juga: Ferdinand Hutahaean Minta Novel Baswedan 'Mencium Kaki' Lucas dan Mundur dari KPK, Ada Apa?

"Secara keseluruhan, kami harus mengatakan bahwa hasil menunjukkan ada sinyal efek samping yang nyata dan serius dalam vaksin dari AstraZeneca," kata Brostrøm dalam sebuah pernyataan seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Euronews, Kamis, 15 April 2021.

"Berdasarkan pertimbangan keseluruhan, oleh karena itu kami memilih untuk melanjutkan program vaksinasi untuk semua kelompok sasaran tanpa vaksin ini."

Di Denmark, dua penerima vaksin AstraZeneca mengalami pembekuan darah yang parah, salah satunya berakibat fatal.

Baca Juga: Selain Tewaskan 2 Warga Sipil, Pasukan Junta Militer Myanmar Juga Menjarah Kotak Amal Masjid

Namun demikian, sebagian besar vaksinasi telah dilakukan dengan vaksin Pfizer/BioNTech.

Kata Brostrøm, sekitar 150.000 orang Denmark telah menerima vaksin AstraZeneca dan sekarang akan ditawarkan suntikan berbeda untuk dosis kedua mereka.

Menanggapi hal itu, Astrazeneca mengatakan pihaknya menghormati pilihan Denmark dan akan terus memberikan data untuk menginformasikan keputusan di masa mendatang.

 

Badan pengawas obat Uni Eropa pekan lalu mengatakan telah menemukan kemungkinan adanya hubungan antara vaksin AstraZeneca dan trombosis sinus vena serebral (CVST), gumpalan darah otak.

Dikatakan risiko kematian akibat Covid-19 jauh lebih besar daripada risiko kematian akibat efek samping yang jarang terjadi, tetapi menyerahkan kepada masing-masing negara untuk membuat penilaian risiko sendiri dan memutuskan bagaimana cara memberikan vaksin AstraZeneca.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: EuroNews

Tags

Terkini

Terpopuler