PBB: Tindak Kekerasan terhadap Warga Palestina oleh Pemukim Yahudi Meningkat Drastis

17 April 2021, 13:01 WIB
Kekerasan yang dilakukan pemukim Yahudi terhadap warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki Israel mengalami peningkatan akhir-akhir ini. /Mohamad Torokman/REUTERS

PR BEKASI - Pakar hak asasi manusia PBB telah memperingatkan bahwa serangan kekerasan terhadap warga sipil Palestina di Tepi Barat yang diduduki Israel oleh pemukim Yahudi, telah meningkat secara drastis dalam beberapa bulan terakhir.

Lebih dari 210 insiden kekerasan oleh pemukim Yahudi tercatat selama tiga bulan pertama tahun 2021, termasuk satu kematian warga Palestina.

Sepanjang tahun 2020, Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mendokumentasikan 771 insiden kekerasan pemukim, yang menyebabkan luka-luka pada 133 warga Palestina.

Baca Juga: DPR Desak Pemerintah Revisi PP SNP, Ferry Koto: Nampaknya Pak Dewan ini Peninggalan Orba

Insiden tersebut diketahui sebagian besar terjadi di beberapa kota besar di Tepi Barat seperti Hebron, Yerusalem, Nablus dan Ramallah.

Mereka juga mendokumentasikan kerusakan yang disengaja yang menyebabkan 9.646 pohon dan 184 kendaraan rusak.

"Kami menyerukan kepada komunitas internasional untuk membebankan biaya yang berarti pada pendudukan Israel yang berlarut-larut,” kata mereka, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Middle East Monitor.

Baca Juga: Tetap Sabar Masjid Rancangannya Disebut Mirip PS5 oleh Netizen, Ridwan Kamil: Menurut Kamu Mirip Apa Lagi?

OCHA juga meminta Israel segera mengakhiri pembangunan pemukiman Yahudi baru di Tepi Barat dan meminta warga Palestina harus dilindungi dari tindakan kekerasan yang dilakukan pemukim Israel.

“Kami menuntut agar kekuasaan pendudukan segera menghentikan pembangunan pemukiman baru. Warga Palestina harus dilindungi dari kekerasan pemukim dan pelakunya harus diadili atas tindakan mereka,” katanya.

Laporan tersebut merujuk pada sebuah insiden di Hebron pada 13 Maret 2021, dimana sebanyak delapan anggota keluarga Palestina diserang oleh sepuluh pemukim Yahudi bersenjata.

Baca Juga: Gandeng Ulama, Polres Bekasi Kota Musnahkan Ribuan Miras dan Narkotika

Anak-anak keluarga tersebut menjadi trauma dan para orang tua dirawat di rumah sakit karena menderita luka-luka.

"Kami sangat khawatir dengan suasana impunitas di mana serangan-serangan ini terjadi," kata OCHA.

Serangan terbaru terjadi pada Kamis, 15 April 2021 malam dimana pemukim Yahudi.masuk ke desa Jaloud di Tepi Barat utara, untuk menebang pohon dan pagar yang mengelilingi sebidang tanah milik warga Palestina.

Baca Juga: [Hoaks atau Fakta] Indomie Dikabarkan Beri Hadiah Ribuan Smartwatch, Cek Faktanya

Diketahui, para pemukim Yahudi tersebut berasal dari pemukiman illegal Ahla yang dibangun di atas tanah desa Jaloud yang membobol sebidang tanah milik seorang warga Palestina setempat yang berbasis di tenggara Nablus.

Mereka menebang pohon secara liar yang baru-baru ini dia tanam, menuangkan 30 karung semen pada batang besi yang digunakan untuk konstruksi, dan mencuri peralatan bangunan.

Pemukim Yahudi, terutama sayap kanan ekstrim, jarang dimintai pertanggungjawaban oleh otoritas Israel.

Memang, dalam banyak kasus, para pemukim Yahudi yang melecehkan dan menyerang warga Palestina ditemani dan dilindungi oleh tentara Israel.

Baca Juga: Prediksi Dampak Badai Surigae Hari Ini dan Besok, BMKG Minta Masyarakat Waspadai Cuaca Ekstrem

Mengacu pada Konvensi Jenewa Keempat, para ahli meminta Israel untuk mematuhi hukum internasional, yang mengharuskannya untuk melindungi penduduk di bawah pendudukan.

Setidaknya 600.000 pemukim Yahudi tinggal di lebih dari 250 permukiman ilegal di Tepi Barat yang diduduki.

Menurut hukum internasional, Tepi Barat dan Jerusalem Timur diklasifikasikan sebagai wilayah Palestina yang diduduki dan semua pemukiman Yahudi yang dibangun di sana dan para pemukim yang tinggal di dalamnya adalah ilegal.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Middle East Monitor

Tags

Terkini

Terpopuler