Menentang Keras ISIS, Ulama Senior Kongo Dibunuh saat Pimpin Salat Tarawih

3 Mei 2021, 05:38 WIB
Ilustrasi teroris.* /Pixabay/TheDigitalWay

PR BEKASI - Seorang ulama Muslim senior di Republik Demokratik Kongo telah dibunuh oleh seorang tak dikenal.

Diketahui, ulama bernama Syekh Ali Amini ditembak oleh senjata api saat sedang memimpin salat tarawih di Masjid Agung yang terletak di Beni, Kongo, Sabtu, 1 April 2021.

Menurut seorang aktivis HAM Kongo, ulama merupakan salah satu orang yang menentang keras kelompok radikal Islam di wilayah tersebut.

Baca Juga: Jadwal Buka Puasa untuk Wilayah DKI Jakarta dan Sekitarnya Hari Ini, Senin, 3 Mei 2021

Pembunuhan Syekh Ali Amini tersebut telah menimbulkan pergolakan baru di Beni yang diketahui salah satu kota metropolis di Kongo dengan jumlah penduduk sekitar 200.000.

Seorang aktivis hak asasi manusia terkemuka di Beni, Stewart Muhindo menyatakan bahwa ini adalah kasus pembunuhan pertama terhadap ulama di kota tersebut.

“Itu terjadi pada pukul 19.15 sepanjang salat Tarawih. Pelaku langsung kabur menggunakan sepeda motor setelah membunuhnya,” katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Wahu Times.

Baca Juga: Heran Lonjakan Pengunjung Tak Terantisipasi, Rahmad Handoyo Beri Pemprov DKI Solusi ini

Meskipun tidak jelas siapa yang berada di balik aksi tersebut tersebut, namun pembunuhan tersebut diduga oleh kelompok pemberontak Muslim, Allied Democratic Forces (ADF).

ADF diketahui telah berafiliasi dengan ISIS dan beberapa serangan yang mereka lancarkan telah diklaim oleh ISIS.

Lebih lanjut, ADF dibentuk lebih dari 20 tahun yang lalu di Uganda untuk memerangi dugaan diskriminasi terhadap Muslim.

Baca Juga: Situasi Kian Mencekam, India Cetak Rekor 400.000 Lebih Kasus Harian Covid-19

Kelompok tersebut kemudian pindah ke Kongo setelah didorong keluar dari pangkalannya oleh tentara Uganda.

Lalu, kelompok itu telah meningkatkan serangan terhadap warga sipil sejak militer Kongo melancarkan serangan yang menentangnya pada Oktober 2019.

Menurut data yang dimiliki oleh PBB, sebanyak 200 orang telah dibunuh oleh ADF sejak Januari 2021.

Baca Juga: Nilai Pemprov DKI Tak Siap, PDIP: Terlihat Tak Adanya Penyekatan ke Area Pasar Tanah Abang

Diketahui, Kongo tengah dilanda ketidakstabilan bersamaan dengan meningkatnya serangan yang diklaim dilakukan oleh kelompok yang berafiliasi dengan ISIS.

Selama ini, banyak kelompok bersenjata dengan berbagai ideologi di Kongo yang telah mencengkeram sejak era 90-an.

Sementara itu, aktivis HAM Kongo telah menyatakan keprihatinannya tentang resolusi Presiden Félix Tshisekedi untuk mendeklarasikan keadaan pengepungan di Kivu Utara dan Ituri.

Baca Juga: Putus Dominasi Juventus, Inter Milan Juara Baru Serie A 2020-2021 Berkat Racikan Antonio Conte

Wilayah tersebut merupakan dua provinsi di Republik Demokratik Kongo yang paling parah terkena dampak ketidakstabilan.

Mereka khawatir tentang kekuasaan lebih lanjut yang diberikan kepada tentara, yang telah berulang kali dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia.

Juru bicara pihak berwenang Patrick Muaya membela pilihan tersebut, dengan mengatakan Targetnya adalah untuk segera menyelesaikan ketidakamanan yang membunuh sesama penduduk kita di bagian negara itu setiap hari.

Lebih dari 2.000 warga sipil telah tewas oleh tim bersenjata Kongo dalam 12 bulan terakhir, berdasarkan data PBB.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: Wahu Times

Tags

Terkini

Terpopuler