PR BEKASI – Merek pakaian ternama asal Spanyol, Zara mendapat kecaman boikot dari warganet setelah kepala desainer mereka, Vanessa Perilman menyerang model Palestina Qaher Harhash di Instagram Vanessa
Diketahui, kepala desainer untuk departemen wanita Zara tersebut telah melecehkan model Palestina itu sebagai tanggapan atas postingan pro-Palestina yang dibagikan oleh Qaher Harhash.
Dalam pesan kebenciannya kepada Qaher Harhash, Vanessa Perilman yang berasal dari Israel membela kejahatan perang yang dilakukan negaranya, mencela orang-orang Palestina dan agama Islam dalam serangannya.
"Mungkin jika orang-orang Anda berpendidikan maka mereka tidak akan meledakkan rumah sakit dan sekolah yang Israel bantu bayar di Gaza," katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Middle East Monitor, Selasa, 15 Juni 2021.
"Orang Israel tidak mengajari anak-anak untuk membenci atau melempari tentara dengan batu seperti yang dilakukan orang-orang Anda," sambungnya.
Vanessa Perilman kemudian mengakhiri omelan anti-Palestina dengan komentar yang berbau Islamofobia.
"Juga saya pikir itu lucu bahwa Anda model karena pada kenyataannya itu bertentangan dengan apa yang diyakini oleh iman Muslim dan jika Anda keluar dari lemari di negara Muslim mana pun, Anda akan dirajam sampai mati," katanya.
Ocehan Vanessa Perilman tersebut kemudian diunggah ulang oleh Qaher Harhash di stories Instagram pribadinya.
Sadar dirinya dapat kehilangan pekerjaan di Zara akibat ulahnya, Vanessa Perilman kemudian melayangkan permintaan maaf pada Qaher Harhash karena melampiaskan kemarahannya pada model tersebut.
Baca Juga: Jelang Bulan Ramadhan, Sejumlah Masjid di Prancis Diserang Teror Cacian oleh Kelompok Islamofobia
Qaher Harhash kemudian menuntut Zara meminta maaf secara resmi dan mencela semua retorika Islamofobia dan anti-pribumi.
Selain itu, model tersebut juga mengatakan pihak Zara seakan berat sebelah dalam menanggapi desainernya yang Islamofobia, berbanding terbalik dengan perlakuan terhadap karyawannya yang anti-Yahudi.
"Mereka perlu mengatasi Islamofobia yang sebagian besar diabaikan oleh masyarakat Eropa. Ketika perancang busana tertentu mengatakan hal-hal anti-Yahudi, mereka dipecat dari pekerjaan mereka di rumah-rumah mewah," katanya.
Baca Juga: Kritik Pemerintah Prancis terkait Islamofobia, Jurnalis Muslim Prancis Dapat Ancaman Pembunuhan
Selain itu, model itu menunjukkan ketidakcukupan permintaan maaf Vanessa Perilman saat dia terus mempertahankan perspektif Israel dan gagal mengakui beratnya serangan itu.
Qaher Harhash sejak itu meminta para pengikutnya untuk memboikot merek tersebut menggunakan tagar #BoycottZara, yang telah menjadi trending topic karena kurangnya keberlanjutan dan etika yang dipertanyakan sebagai sebuah merek pakaian besar.
Ketika tangkapan layar dari percakapan tersebut tersebar di Twitter, warganet mengutuk keterlibatan Zara dengan komentar rasis dan Islamofobia yang dibuat oleh sang desainer.
Baca Juga: Sebut Ada Kedekatan Luar Biasa Jokowi dengan China, Amien Rais: Islamofobia Diberi Angin Buritan
Ribuan warganet menggunakan keyboard mereka, menyerukan boikot merek dan pemecatan Vanessa Perilman sebagai kepala desainer Zara.
Vanessa Perilman sejak itu menghapus halaman media sosialnya menyusul reaksi keras dari ribuan pengguna, banyak di antaranya juga mengajukan keluhan resmi ke Zara.
Diketahui, Zara sendiri telah membuat pernyataan bahwa Vanessa Perilman telah meminta maaf terhadap Qaher Harhash terkait komentarnya yang bersifat Islamofobia dan menyerang palestina.
"Dari penelitian kami mengetahui bahwa mereka berdua langsung berbicara langsung untuk mengklarifikasi kesalahpahaman," tulis Zara dalam pernyataan resmi mereka.
"Vanessa Perilman meminta maaf dan Qaher Harhash telah secara terbuka menerima permintaan maaf spontannya, seperti yang Anda lihat pada tangkapan layar." katanya.***