Puluhan Wanita Muslim India Dijual di Situs Internet, Diduga Ulah Gerakan Islamofobia

11 Juli 2021, 15:20 WIB
Ilustrasi: Puluhan wanita Muslim di India dijual tanpa sepengetahuan mereka di Internet, diduga perbuatan gerakan Islamofobia. /PIXABAY/

PR BEKASI – Puluhan wanita Muslim di India telah dijual tanpa sepengetahuan mereka dalam sebuah acara lelang palsu di internet.

Kasus yang saat ini sedang diselidiki oleh pihak kepolisian India tersebut dianggap oleh para korban sebagai bentuk berkembangnya gerakan Islamofobia di seluruh India.

Diketahui ada sebanyak 80 foto wanita Muslim yang diunggah ke situs pengembangan perangkat lunak terbuka GitHub dalam beberapa minggu terakhir untuk dijual tanpa izin.

Baca Juga: Austria Dikecam, UU 'Kontra Terorisme' Dinilai Diskriminatif Terhadap Muslim

Puluhan foto yang diunggah oleh pelaku yang tidak bertanggung jawab tersebut diberi judul "Sulli deal of the day".

Dalam istilah gaul di India, kata "Sulli" merupakan bahasa gaul yang menghina wanita Muslim.

Salah satu korban yang fotonya ikut tersebar di situs tersebut adalah Hana Mohsin Khan, seorang pilot salah satu maskapai penerbangan India.

Baca Juga: Dituduh Langgar HAM Muslim Uighur di Xinjiang, 14 Perusahaan China Masuk Daftar Hitam Ekonomi AS

"Saya diberitahu teman bahwa foto saya digunakan orang lain secara tidak bertanggung jawab. Mereka benar-benar mencoba menjual saya sebagai budak mereka untuk hari itu," katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Channel News Asia.

"Hal Ini membuat saya merinding. Sejak hari itu hingga hari ini, saya terus-menerus marah," sambungnya.

Menanggapi hal tersebut, saat ini pihak GitHub telah memblokir akun yang telah melakukan tindakan ilegal tersebut.

Baca Juga: Bandingkan dengan Uighur, Aktivis Australia: India Sedang Rencanakan Genosida Terhadap Umat Muslim

"Pengguna tersebut telah melanggar kebijakannya tentang pelecehan, diskriminasi, dan menghasut kekerasan," bunyi pernyataan GitHub.

Saat ini, pihak kepolisian Delhi telah mengajukan tuntutan terhadap akun tersebut, tetapi masalahnya mereka tidak mengetahui identitas para pelaku.

"Kami saat ini masih mencari tahu pemilik akun dibalik kasus kriminal ini. Pelaku tidak menampilkan identitasnya sehingga membuat kami sulit melacaknya," katanya.

Baca Juga: Tak Bisa Baca Al-Fatihah Saat Meminta Sumbangan, Perempuan Gipsi di Rumania Ngaku Muslim Viral di Internet

Sania Ahmad yang juga menemukan dirinya dijual minggu lalu, menuding pelaku yang mencoba menjual puluhan wanita Muslim tersebut berasal dari gerakan fanatik Hindu di India yang telah berkembang biak dalam beberapa tahun terakhir.

"Mereka menjadi mahir memburu orang termasuk jurnalis dan aktivis dengan ribuan pesan kasar sampai-sampai beberapa menutup akun media sosial mereka," katanya.

Banyak di antara 170 juta Muslim India mengatakan mereka merasa seperti warga negara kelas dua sejak partai BJP nasionalis Hindu pimpinan Perdana Menteri Narendra Modi berkuasa pada 2014.

Baca Juga: Pakistan Dukung Lagi China Usai Insiden Muslim di Xinjiang: Hubungan Kami Sangat Kuat

Serangkaian hukuman mati tanpa pengadilan terhadap Muslim oleh massa Hindu atas apa yang disebut perlindungan sapi (hewan suci bagi banyak umat Hindu) dan kejahatan rasial lainnya telah menebarkan ketakutan dan keputusasaan di masyarakat.

Wartawan India Fatima Khan, yang juga termasuk di antara wanita yang menjadi sasaran GitHub, mengatakan lelang palsu cocok dengan pola ini.

"Bagaimana ini bisa diterima? Apa hukumannya, jika ada, yang dijatuhkan kepada orang-orang yang membuat daftar ini?," katanya.

Baca Juga: Muslim Indonesia Tolak Tawaran Israel untuk Perbaiki Hubungan Diplomatik

"Pria Muslim digantung, wanita Muslim dilecehkan dan dijual secara online. Kapan ini akan berakhir?" sambungnya.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Channel News Asia

Tags

Terkini

Terpopuler