Peneliti Sebut Vaksin Pfizer Bisa Buat Antibodi 10 Kali Lebih Banyak daripada Sinovac dalam Melawan Covid-19

18 Juli 2021, 06:55 WIB
Ilustrasi vaksinasi Covid-19. Peneliti Universitas Hong Kong sebut vaksin Pfizer bisa membuat 10 kali lebih banyak antibodi dari vaksin Sinovac dalam lawan Covid-19. /Pixabay/AVAKAphoto


PR BEKASI - Sebuah penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dari Universitas Hong Kong yang diterbitkan pada pekan lalu menyebutkan bahwa vaksin virus Covid-19 buatan Pfizer bisa hampir 10 kali lebih efektif dalam memerangi infeksi Covid-9.

Hasil penelitian tersebut menyebutkan jika dibandingkan dengan vaksin Covid-19 buatan perusahaan farmasi asal China, Sinovac.

Para ilmuwan mendaftarkan sekira 1.442 petugas kesehatan yang divaksinasi dari berbagai fasilitas medis di seluruh negara mereka.

Laporan tersebut merinci hasil dari 93 peserta yang tim sekarang memiliki data lengkap tentang konsentrasi antibodi, sebelum mendapatkan suntikan dan setelah dosis pertama dan kedua.

Baca Juga: Peneliti AS Ungkap Vaksin Pfizer dan Moderna Mampu Lindungi Tubuh dari Covid-19 Selama Bertahun-tahun

Selanjutnya, 63 peserta menerima vaksin Pfizer dan 30 lainnya menerima Sinovac, laporan itu juga menjelaskan bahwa peserta tersebut berusia antara 26 hingga 65 tahun.

Pada petugas kesehatan yang menerima vaksin Pfizer, konsentrasi antibodi “meningkat secara substansial setelah dosis pertama dan kemudian meningkat lagi setelah dosis kedua vaksinasi,” tulis para peneliti, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari The Jerusalem Post pada Minggu, 18 Juli 2021.

Sebaliknya, petugas kesehatan yang divaksin dengan vaksin Sinovac “memiliki konsentrasi rendah… setelah dosis pertama, meningkat menjadi konsentrasi sedang setelah dosis kedua.”

Seperti diketahui bahwa warga Israel hampir secara eksklusif divaksinasi dengan vaksin Pfizer. Sejauh ini, menurut laporan Kementerian Kesehatan terbaru, sekitar 5.7 juta orang Israel setidaknya telah mendapat satu suntikan.

Baca Juga: Covid-19 Ternyata Berdampak pada Detak Jantung Manusia, Peneliti Ungkap Penyebabnya

Vaksin Pfizer adalah vaksin mRNA baru, sedangkan vaksin Sinovac adalah vaksin virus yang tidak aktif.

Tim menggunakan dua tes untuk mengevaluasi tingkat antibodi. Salah satunya dikenal sebagai ELISA, yang mendeteksi antibodi yang mengikat domain pengikatan reseptor dari protein lonjakan.

Sementara itu yang lainnya adalah tes sVNT, yang mengukur antibodi yang menetralisir virus yang dihasilkan dari vaksinasi.

Akhirnya, tim Hong Kong memeriksa subset dari 12 peserta dari setiap kohort , Pfizer dan Sinovac, menggunakan tes serologis PRNT yang mengukur titer antibodi penetralisir spesifik virus.

Baca Juga: Wujud Varian Delta Covid-19 Berhasil Terekam Citra Peneliti Australia, Mirip Buah Rambutan

Mereka yang diberikan vaksin Pfizer memiliki jumlah antibodi hampir 10 kali lipat (269) dibandingkan dengan mereka yang menerima Sinovac (27), perbedaan yang menurut penulis laporan, “dapat diterjemahkan menjadi perbedaan substansial dalam efektivitas vaksin.”

Data tersebut hanya awal, dan penulis mengatakan itu tidak termasuk informasi tentang potensi korelasi perlindungan lainnya, seperti sel T. Selain itu, tidak memperhitungkan varian.

Salah satu penulis laporan tersebut, ahli epidemiologi Prof. Ben Cowling, mengatakan bahwa penelitian ini seharusnya tidak menghalangi orang untuk diinokulasi dengan Sinovac.

“Jangan biarkan yang sempurna menjadi musuh yang baik,” katanya dalam sebuah wawancara dengan AFP.

“Jelas lebih baik pergi dan divaksinasi dengan vaksin yang tidak aktif daripada menunggu dan tidak divaksinasi. Banyak, banyak nyawa telah diselamatkan oleh vaksin yang tidak aktif,” katanya, menambahkan.

Seperti diketahui bahwa setiap negara menggunakan vaksin Covid-19 yang berbeda, sebagian negara meyakini Pfizer lebih efektif sementara negara lainnya meyakini bahwa Sinovac lebih aman.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: The Jerusalem Post

Tags

Terkini

Terpopuler