Akan Pakai Hukum Syariah di Afghanistan, Taliban: Kami Tidak Akan Menggunakan Sistem Demokrasi Sama Sekali

19 Agustus 2021, 12:26 WIB
Taliban mengatakan kelompoknya tidak akan menggunakan sistem demokrasi sama sekali. /tangkap layar Al Jazeera/Al Jazeera

PR BEKASI - Anggota senior Taliban Waheedullah Hashimi menyatakan Afghanistan di bawah Taliban tidak akan menggunakan sistem demokrasi sama sekali seperti yang dipahami di banyak negara.

Taliban akan tetap memilih menggunakan penerapan hukum syariah sesuai pemaknaan kelompok tersebut.

"Tidak akan ada sistem demokrasi sama sekali karena tidak memiliki basis di negara kita," kata Hashimi dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Sputnik News, Kamis 19 Agustus 2021.

Baca Juga: Dewan Ulama Taliban Akan Putuskan Hak Bekerja, Berpendidikan, dan Berpakaian Perempuan Afghanistan

"Kami tidak akan membahas sistem politik seperti apa yang harus kami terapkan di Afghanistan karena sudah jelas. Ini adalah hukum Syariah dan hanya itu," ujar Hashimi.

Menurut Hashimi, salah satu dari tiga wakli Akhundzada mungkin secara resmi mengambil peran presiden, dengan diskusi tentang masalah pemerintahan yang akan berlangsung akhir pekan ini.

Ketiga wakil pemimpin Taliban itu termasuk putra Mullah Omar yang merupakan mantan pemimpin tertinggi kelompok itu, Mawlavi Yaqoob, kemudian kepala kantor politik Taliban di Doha Abdul Ghani Baradar, dan salah satu anggota paling senior Taliban dan kepala jaringan milisi Haqqani, Sirajuddin Haqqani.

Baca Juga: Joe Biden Didesak Parlemen AS, Minta Perpanjang Batas Waktu Penyelamatan Warga AS di Afghanistan

Lebih lanjut pihaknya juga mengatakan bahwa Taliban akan membahas pembentukan militer nasional baru dengan mantan tentara pemerintah dan pilot militer diizinkan untuk bergabung.

"Tentu saja kami akan memiliki beberapa perubahan, untuk melakukan beberapa reformasi di ketentaraan, tetapi kami masih membutuhkan mereka dan akan memanggil mereka untuk bergabung dengan kami," katanya.

Hashimi mengatakan bahwa Taliban telah menjalin kontak "dengan banyak pilot" setelah penyitaan puluhan pesawat militer oleh kelompok itu, dan "meminta mereka untuk datang dan bergabung, bergabung dengan saudara-saudara mereka, pemerintah mereka."

Baca Juga: Berhasil Kembali Kuasai Afghanistan, Berikut 4 Pimpinan Taliban Paling Berpengaruh

Pemerintah Afghanistan yang didukung Barat telah runtuh pada akhir pekan lalu. Peristiwa ini hanya lebih dari empat bulan setelah pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengkonfirmasi bahwa akan menarik pasukan AS keluar dari konflik selama 20 tahun itu.

Presiden Biden pun mengakui keruntuhan pemerintah Kabul terjadi lebih cepat dari yang diperkirakan. Dalam minggu-minggu menjelang keruntuhan, Biden dan pejabat AS lainnya meyakinkan bahwa pasukan Afghanistan akan mampu melawan Taliban sendiri, mengingat keunggulan mereka dalam jumlah, pelatihan, dan peralatan.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Sputnik News

Tags

Terkini

Terpopuler