Tulis Memo Peringatan, Diplomat AS Sudah Prediksi Risiko Runtuhnya Pemerintah Afghanistan di Tangan Taliban

20 Agustus 2021, 07:59 WIB
Diplomat AS sudah memprediksi risiko runtuhnya pemerintahaan Afghanistan di tangan Taliban dan tulis memo peringatan. /Reuters

 

PR BEKASI - Para diplomat AS di kedutaan Kabul sudah memprediksi bahwa pemerintah Afghanistan berisiko runtuh saat Taliban melakukan serangan pada negara tersebut.

Diplomat AS telah memperingatkan dalam sebuah memo rahasia kepada Menlu AS Antony Blinken dan pimpinan departemen pada bulan lalu, bahwa pemerintah Afghanistan berada dalam risiko runtuh ketika serangan Taliban melanda seluruh negeri tersebut.

Di mana memo atau kabel perbedaan pendapat tersebut telah dikirim pada 13 Juli dan segera dibawa kepada Menlu AS Antony Blinken.

Hal ini adalah contoh lain bagaimana para pejabat AS telah memperingatkan pejabat senior pemerintahan Biden tentang risiko keputusan presiden untuk menarik diri dari Afghanistan.

Baca Juga: Boleh Ikut Kontribusi pada Pembangunan Afghanistan, Menlu China Sebut Dunia Harus Dukung Afghanistan

Meskipun bahkan diplomat di lapangan tidak tahu keruntuhan bisa terjadi begitu cepat.

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari ABC News pada Jumat, 20 Agustus 2021, juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price menolak mengomentari pada telegram tersebut.

Dia mengatakan bahwa kabel perbedaan pendapat adalah ketat antara kepemimpinan Departemen dan penulis pesan perbedaan pendapat.

Kabel yang pertama kali dilaporkan oleh The Wall Street Journal, meminta pemerintah Biden untuk segera memulai operasi pengangkutan udara bagi warga Afghanistan yang membantu AS.

Ia juga mendesak pemerintah AS untuk lebih keras dalam mengutuk kekejaman Taliban saat mereka menyapu seluruh negeri dan menguasai provinsi.

Baca Juga: Taliban Berkuasa, Dimanakah Posisi Dunia saat Pengungsi Afghanistan Membutuhkan Perlindungan?

Sementara Blinken yang membaca kabel tersebut, menanggapinya dengan mengatakan bahwa pemikiran para perancang mencerminkan banyak pemikiran di departemen.

Sehari setelah kabel itu dikirim, pemerintah mengumumkan Operasi Sekutu Pengungsi untuk mulai merelokasi warga Afghanistan yang membantu misi militer dan diplomatik AS dan keluarga mereka ke AS.

Tetapi operasi itu tidak dimulai sampai akhir Juli hingga Kabul jatuh ke tangan Taliban.

Operasi itu hanya membawa kurang dari 2.000 warga Afghanistan ke AS, mereka yang telah disetujui untuk visa imigran khusus dan telah menjalani pemeriksaan keamanan.

Baca Juga: Bahas Bangsa yang Terjebak Fanatisme, Budiman Sudjatmiko: Apa Afghanistan Punya Rasa Lelah?

"Secara total, sekitar 20.000 warga Afghanistan yang bekerja untuk AS telah mengajukan visa ini, untuk diri mereka sendiri dan puluhan ribu anggota keluarga lainnya." kata Departemen Luar Negeri.

Sementara Pemerintah juga telah dikritik oleh anggota parlemen AS dari kedua partai dan kelompok veteran, karena tidak memindahkan warga Afghanistan ke AS dengan cukup cepat.

"Ada kekhawatiran bahwa jika kita bergerak terlalu cepat, itu akan merusak kepercayaan pemerintah Afghanistan dan itu akan menyebabkan keruntuhan lebih cepat," kata Wakil Menteri Luar Negeri Wendy Sherman kepada ABC News.

"Saya menghargai bahwa di belakang orang-orang berkata, Mengapa Anda tidak melakukan ini? Mengapa Anda tidak melakukan itu?," tambahnya.

Dia juga mengatakan bahwa fokusnya sekarang hari ini adalah mengeluarkan semua SIV tersebut.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: ABC News

Tags

Terkini

Terpopuler