Korban Gempa di Haiti Takut Akan Masa Depan Anak-anak: Mereka Kelaparan, Demam, dan Infeksi Ruam

24 Agustus 2021, 12:29 WIB
Korban gempa bumi di Haiti khawatir akan masa depan anak-anaknya yang kelaparan, demam, hingga infeksi. /REUTERS/Ricardo Arduengo

 

PR BEKASI - Korban gempa bumi di Haiti takut dan khawatir akan masa depan anak-anaknya yang kelaparan.

Meskipun banyak orang yang selamat dari gempa bumi yang menewaskan lebih dari 2.200 orang di Haiti.

Warga Haiti tetap khawatir tentang penyediaan kebutuhan untuk anak-anak mereka, dengan lebih dari setengah juta anak di bawah umur dikhawatirkan berisiko terkena dampaknya.

Gempa bumi yang terjadi pada 14 Agustus 2021 menghantam infrastruktur, menghancurkan atau merusak sekitar 130.000 rumah.

Baca Juga: Pelaku Pembunuhan Keji Presiden Haiti Jovenel Moise Ditangkap, Total 28 Orang yang Terlibat

Serta memutus jalan dan membuat ribuan keluarga di negara termiskin di Belahan Barat itu mengalami masa depan yang tidak pasti.

Ketika gempa berkekuatan 7.2 melanda, seorang ibu rumah tangga yang bernama Lovely Jean sedang beristirahat di dalam rumah sakit umum di kota selatan Les Cayes.

Sementara bayinya yang berusia tiga hari bernama Love Shaiska berada di bangsal neonatal dirawat karena infeksi.

Les Cayes adalah salah satu daerah yang paling parah terkena gempa bumi di Haiti.

"Bumi bergetar dan saya menangis, sangat takut dengan apa yang terjadi," kata Les Cayes wanita berusia 24 tahun tersebut, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters pada Selasa, 24 Agustus 2021.

Baca Juga: Presiden Haiti, Jovenel Moise Tewas Dibunuh Sekelompok Penyerang Tak Dikenal

Les Cayes suami dan anaknya selamat, meskipun rumah sakit mengalami kerusakan yang memaksa beberapa departemennya, termasuk bangsal neonatal, untuk beroperasi di luar selama berhari-hari setelah bencana.

Tetapi masalah baru dimulai bagi Jean dan suaminya, Ladang Alexandre terkubur oleh tanah longsor selama gempa bumi dan hujan yang disebabkan oleh Badai Tropis Grace, yang menerjang Haiti Selasa lalu.

Seluruh tanaman kentang dan yuca miliknya tidak dapat dijangkau, membuat keluarga hampir tidak memiliki makanan untuk dimakan.

Sementara itu, Love Shaiska berjuang untuk menyusu, sehingga memaksa orang tuanya mengumpulkan uang untuk membeli susu formula.

"Saya tidak tahu apa yang akan kami lakukan," kata Alexandre.

Baca Juga: UNICEF: Malnutrisi Anak di Haiti Meningkat Dua Kali Lipat dalam Satu Tahun

Lebih dari selusin orang tua lain yang berbicara kepada Reuters di zona gempa menyatakan keprihatinan yang sama tentang bagaimana mereka akan mengatasinya.

"Lebih dari setengah juta anak terkena dampak gempa," kata badan anak-anak PBB UNICEF.

"Sekarang, dengan sedikit makanan dan air, banyak anak kecil menderita kelaparan, demam, dan infeksi," kata Evelya Michele selaku ibu dari lima anak yang tinggal di perkemahan.

Setidaknya juga terdapat selusin anak mengalami yang ruam-ruam.

Baca Juga: Masyarakat Haiti Yakini Dukun Bisa Tangani Virus Corona yang Landa Negaranya

"Anak-anak sangat rentan, tidak ada air sehingga kami bahkan tidak bisa mencuci mereka untuk menjaga mereka tetap bersih," kata Michele.

Anak-anaknya yang lebih besar telah berangkat pagi itu, berjalan ke desa terdekat untuk mencari makanan.

"Saya tidak mengirim mereka; mereka pergi begitu saja tanpa bertanya kepada saya karena mereka lapar," katanya.

Menurut pihak berwenang Haiti, Gempa tersebut merenggut nyawa sedikitnya 2.207 orang, melukai 12.268 lainnya dan menyebabkan 344 orang hilang.

Kemudian menyusul gempa bumi yang bahkan lebih merusak pada tahun 2010 yang menewaskan puluhan ribu orang Haiti.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler