Pria di Selandia Baru Nekat Tikam 6 Orang di Supermarket, Akui Terinspirasi dari Kelompok Radikal ISIS

3 September 2021, 15:38 WIB
Ilustrasi. Pria di Selandia Baru dilaporkan nekat tikam 6 orang di supermarket dan mengakui terinspirasi dari kelompok ISIS. / Pixabay/Niek Verlaan

 

PR BEKASI - Teror ISIS Rupanya juga menghantui wilayah di Selandia Baru saat ini.

Pasalnya, baru-baru ini ada pria di Selandia Baru menikam 6 orang di supermarket dan mengaku terinsipari dari ISIS.

Tindakan pria tersebut membuat masyarakat Selandia Baru terkejut dan lebih waspada.

Selanjutnya, polisi Selandia Baru pun menembak mati seorang pria ekstrimis yang disebut sebagai simpatisan ISIS tersebut.

Baca Juga: Selandia Baru Laporkan Kasus Kematian Pertama Akibat Vaksin Covid-19 Pfizer

Sementara itu, Perdana Menteri Jacinda Ardern mengatakan bahwa pelaku ditembak setelah menikam dan melukai sedikitnya enam orang di sebuah supermarket.

Identitas penyerang pun kemudian diketahui, ia adalah seorang warga negara Sri Lanka yang telah berada di Selandia Baru selama 10 tahun.

Ia mengaku terinspirasi dari kelompok militan Negara Islam atau ISIS dan sedang dalam pemantauan polisi.

"Seorang ekstremis yang kejam melakukan serangan teroris terhadap warga Selandia Baru yang tidak bersalah," kata Ardern dalam pernyataannya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters pada Jumat, 3 September 2021.

"Dia jelas pendukung ideologi ISIS," katanya, melanjutkan.

Baca Juga: Syuting Serial TV 'Lord of the Rings' Mendadak Dipindahkan ke Inggris, Pemerintah Selandia Baru Kecewa Berat

Penyerang ditembak mati dalam waktu 60 detik setelah memulai serangannya di kota Auckland.

Polisi yang mengikuti pria itu mengira dia pergi ke supermarket New Lynn untuk berbelanja.

Namun menurut saksi mata, dia mengeluarkan pisau besar dan mulai menikam orang.

"Kami memantaunya dan memang fakta bahwa kami dapat mengintervensi dalam waktu sekitar 60 detik, menunjukkan bahwa kami sudah mengawasinya," kata Komisaris Polisi Andrew Coster dalam briefing.

Pria tersebut sudah diawasi polisi selama lima tahun terakhir. Menurut Coster penyerang bertindak sendiri dan polisi yakin tidak ada ancaman lebih lanjut kepada publik.

Baca Juga: Selandia Baru Usulkan RUU LGBTQ, Terapi 'Obati' Penyintas Terancam Hukuman 5 Tahun Penjara

Selandia Baru terus mewaspadai serangan sejak seorang pria kulit putih bersenjata menembak 51 orang hingga tewas di dua masjid di kota Christchurch pada 15 Maret 2019.

Ardern, yang ditanya apakah serangan hari Jumat itu bisa menjadi balas dendam atas penembakan masjid 2019, tidak bisa menjawab.

"Itu penuh kebencian, itu salah. Itu dilakukan oleh individu, bukan keyakinan," kata Ardern.

"Dia sendiri yang bertanggung jawab atas tindakan ini," kata Ardern, menambahkan.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler