WHO Soroti Kebutuhan Vaksin Covid-19, Kembali Minta Negara-negara Kaya Tahan Booster Shot hingga 2022

10 September 2021, 06:13 WIB
Direktur Umum WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus. WHO soroti kebutuhan vaksin Covid-19 di sejumlah negara dan ekmbali meminta negara-negara kaya tahan booster shot hingga 2022. /Dokumen WHO.int

 

PR BEKASI - Sejumlah negara sudah mulai menggelar vaksinasi Covid-19 dosis ketiga atau booster shot saat ini.

Seperti diketahui bahwa pandemi Covid-19 belum dinyatakan Berakhir hingga sekarang ini.

Hal tersebut membuat sejumlah negara berupaya untuk meningkatkan pencegahan melalui program vaksinasi Covid-19.

Namun, baru-baru ini Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO kembali meminta negara-negara kaya untuk menahan penyuntikan dosis ketiga vaksin Covid-19.

Baca Juga: Taliban Berkuasa, WHO: 90 Persen Rumah Sakit di Aghanistan Terancam Ditutup Minggu Ini

WHO pun meminta penyuntikan booster shot ditahan hingga 2022 mendatang bukan tanpa alasan.

Jika booster shot ditahan hingga 2022 mendatang, sehingga suplai vaksin Covid-19 yang tersedia bisa disalurkan untuk negara-negara yang membutuhkan.

"Saya tidak mau tinggal diam dan membiarkan perusahaan farmasi dan negara-negara yang mengontrol rantai pasokan vaksin Covid-19 membuat negara-negara miskin hanya menerima sisa-sia suplai," ujar Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, Rabu, 8 September 2021.

"Mereka itu bukan prioritas kedua ataupun ketiga," kata Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, menambahkan, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Al Jazeera pada Jumat 10 September 2021.

Baca Juga: China Terdesak, WHO Minta Para Ahli Bergabung Bantu Penyelidikan Asal-usul Covid-19

Ini bukan pertama kalinya WHO meminta moratorium penyuntikan booster shot. Sebelumnya, mereka sudah mengajukan hal tersebut dan meminta moratorium ditahan hingga bulan September.

Namun pada kenyataannya, tidak ada negara yang mengikuti arahan WHO.

Negara-negara kaya seperti Israel, Inggris, Denmark, Prancis, jerman, Spanyol, dan Amerika memilih untuk tetap melanjutkan program booster shot mereka.

Mereka ingin menyuntikkan dosis ketiga untuk warga dari kelompok rentan seperti lansia atau mereka yang memiliki penyakit parah.

Kali ini, Ghebreyesus lebih optimistis arahannya akan didengarkan. Ia mengklaim mendapat sinyal dukungan yang jelas dari negara anggota G20 pada pertemuan bulan ini.

Baca Juga: Marburg dan Ebola Makin Merebak di Afrika, WHO Peringatkan Risiko Virus pada Ganggu Sistem Kesehatan

Negara-negara itu, kata Tedros Adhanom Ghebreyesus, ingin membantu semua negara di dunia mencapai target vaksinasi 40 persen populasi per akhir tahun.

"Agustus lalu, saya meminta moratorium global untuk booster shot, paling tidak hingga bulan September. Itu untuk memprioritaskan orang-orang yang belum menerika satu dosis pun di negara-negara miskin. Sayangnya, tak banyak Perubahan," katanya.

"Sekarang, saya meminta perpanjangan moratorium hingga akhir tahun 2021 agar semua negara bisa memvaksinasi 40 persen populasinya," ujar Tedros Adhanom Ghebreyesus menegaskan.

Menurut laporan Al Jazeera, ada sekira 5.5 miliar dosis vaksin Covid-19 yang beredar di seluruh dunia.

Baca Juga: Media Asing Soroti Mal dan Tempat Wisata yang Dibuka Lagi, WHO Desak Indonesia Perketat Kembali PPKM Darurat

Dari angka tersebut, kurang lebih 80 persennya sudah disuntikkan. Berbagai negara kaya menjanjikan donasi 1 miliar dosis vaksin Covid-19 ke negara-negara miskin. Namun, menurut WHO, kurang dari 15 persen dari janji itu yang terpenuhi.

Hingga saat ini belum diketahui bagaimana langkah WHO untuk mengatasi kekurangan pasokan vaksin Covid-19 bagi negara-negara miskin.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler