Perubahan Iklim Semakin Parah, PBB: Ini Akan Memperburuk Konflik di Seluruh Dunia

14 September 2021, 05:11 WIB
PBB memperingatkan perubahan iklim yang memburuk di seluruh dunia yang harus segera ditangani. /REUTERS/Mike Hutchings

PR BEKASI – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah memperingatkan perubahan iklim yang semakin parah akan memperburuk konflik di seluruh dunia.

Tak hanya itu, perubahan iklim juga akan segera menjadi tantangan terbesar bagi hak asasi manusia.

Hal tersebut dikatakan oleh Kepala Hak Asasi PBB Michelle Bachelet pada Senin, 13 September 2021.

Dirinya mengatakan bahwa perubahan iklim, polusi, dan hilangnya alam sangat mempengaruhi hak asasi manusia.

Baca Juga: Konferensi Perubahan Iklim COP 26 Akan Segera Digelar, Inggris Kirim Vaksin Covid-19 untuk Para Delegasi

Sementara itu, saat ini negara-negara di seluruh dunia gagal mengambil tindakan yang diperlukan.

“Krisis polusi, perubahan iklim dan keanekaragaman hayati yang saling terkait bertindak sebagai pengganda ancaman, memperkuat konflik, ketegangan dan ketidaksetaraan struktural, dan memaksa orang ke dalam situasi yang semakin rentan,” katanya.

“Ketika ancaman lingkungan ini meningkat, mereka akan menjadi satu-satunya tantangan terbesar bagi hak asasi manusia di era kita,” tambahnya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Al Jazeera pada Selasa, 14 September 2021.

Komentar tersebut muncul sebagai bagian dari pembaruan global yang disampaikan oleh Michelle Bachelet pada sesi pembukaan sesi ke-48 Dewan Hak Asasi Manusia PBB di Jenewa, Swiss.

Baca Juga: Perubahan Iklim Memburuk, Badai Petir Semakin Sering Terjadi di India dan Tewaskan Banyak Orang

Mantan presiden Chili tersebut mengatakan perubahan iklim sudah secara langsung dan parah berdampak pada berbagai hak.

Itu termasuk hak atas makanan yang memadai, air, pendidikan, perumahan, kesehatan, pembangunan, dan bahkan kehidupan itu sendiri yang sangat merugikan negara-negara termiskin.

Kepala hak asasi PBB mengutip peristiwa iklim yang mematikan, termasuk kebakaran di Siberia dan California, dan banjir di China, Jerman dan Turki.

Michelle Bachelet memperingatkan kekeringan parah juga dapat memaksa jutaan orang mengalami kesengsaraan, kelaparan, dan pengungsian.

Oleh karena itu, dirinya mengatakan bahwa menangani krisis lingkungan adalah keharusan kemanusiaan, keharusan hak asasi manusia, keharusan membangun perdamaian, dan keharusan pembangunan.

Baca Juga: Ilmuwan Temukan Titik Krisis yang Picu Perubahan Iklim Ekstrim 55 Juta Tahun Lalu

“Hal itu juga bisa dilakukan untuk dapat memperlambat Bumi ini menuju perubahan iklim,” katanya.

Michelle Bachelet mendorong komitmen iklim yang lebih ambisius pada pembicaraan iklim COP26 yang akan dilaksanakan selama 12 hari di Glasgow, Skotlandia yang akan dimulai pada 31 Oktober 2021.

Meskipun pandemi Covid-19 menawarkan kesempatan untuk fokus pada proyek-proyek ramah lingkungan, ini adalah perubahan yang sayangnya tidak dilakukan secara konsisten dan kokoh.

Hal tersebut karena kegagalan di pihak negara-negara anggota untuk mendanai dan mengimplementasikan komitmen yang dibuat di bawah Kesepakatan iklim Paris.

“Kita harus menetapkan standar yang lebih tinggi. Memang masa depan kita bersama bergantung padanya,” kata kepala hak asasi manusia PBB.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler