Dihukum 150 Kali Squat Jump di Sekolah, Gadis Ini Alami Cacat Permanen

13 Oktober 2021, 15:05 WIB
Seorang siswi 14 tahun di China cacat permanen setelah menjalani hukuman squat jump 150 kali di sekolahnya. /Mothership

PR BEKASI – Seorang siswi berusia 14 tahun di Sichuan, China telah menjadi cacat permanen setelah menjalani hukuman fisik hingga 150 squat jump.

Menurut laporan media pemerintah China, Global Times, gadis yang dikonfirmasi bernama Ren tersebut dilaporkan dihukum oleh seorang pemimpin siswa karena membawa makanan ringan ke sekolah menengah kejuruan dan melanggar peraturan asrama.

Menurut laporan, Liu, seorang guru yang mengawasi asrama, hadir pada saat kejadian, tetapi dia tidak menghentikan hukuman squat jump tersebut.

Baca Juga: Dedi Mulyadi Temui Wanita yang Meminta-minta: Tempo Hari Berpura-pura Mengalami Cacat pada Tangannya

Ibu gadis itu mengatakan insiden itu terjadi pada 10 Juni 2020, ketika Liu dan Mu sedang memeriksa asrama dan menemukan sebungkus makanan ringan di tempat tidur gadis itu.

“Pemimpin siswa Mu awalnya memerintahkan Ren untuk melakukan 300 squat jump, sebelum dia menyangkal bahwa makanan ringan itu miliknya,” kata laporan tersebut, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Mothership, Rabu, 13 Oktober 2021.

Meskipun Ren menyatakan bahwa kakinya terluka dua bulan lalu pada April 2020, dia masih diperintahkan untuk melakukan 150 squat jump di bawah pengawasan Liu dan Mu, selain membuat esai reflektif 1000 kata.

Baca Juga: Jutaan Perangkat Android dan Windows 10 Terancam, Cacat Bluetooth yang Berbahaya Mengintai

Akibatnya, gadis itu dilaporkan menderita cacat permanen pada pergelangan kaki kirinya, dan harus menjalani latihan rehabilitasi.

Setelah insiden tahun lalu, sekolah telah menanggung biaya pengobatan awal Ren sekitar 100.000 yuan atau senilai Rp220 juta.

Tetapi, diskusi tentang cakupan prosedur medis dan fisioterapi Ren selanjutnya masih berlangsung.

Baca Juga: Abu Janda Sebut Hukum Indonesia Cacat, Hilmi Firdausi: Katanya Paling Cinta NKRI, Kok Gak Percaya?

Pihak berwenang setempat dilaporkan menyatakan pada 13 Agustus 2021 bahwa mereka sedang mengerjakan penyelesaian yang disepakati bersama.

Kepala sekolah menolak berkomentar tentang masalah ini ketika dihubungi oleh media pada 17 September 2021.

Ibu Ren mengatakan sebelumnya pada 26 September 2021 bahwa dia belum menyetujui penyelesaian yang diusulkan oleh sekolah.

Baca Juga: Ratusan Anak di Lombok Penderita Kaki Pengkor Berpotensi Cacat Permanen

Merek juga menyatakan harapan bahwa sekolah akan bertanggung jawab atas insiden tersebut, karena putrinya masih memiliki umur panjang dan biayanya akan sulit diperkirakan.

Rumah Sakit Afiliasi Perguruan Tinggi Medis Luzhou, China sebelumnya telah mendiagnosis bahwa Ren dalam keadaan depresi setelah insiden itu.

Ibu Ren menyatakan bahwa putrinya telah mematikan diri dan menjadi mudah marah, bahkan mencoba untuk menyakiti dirinya sendiri pada beberapa kesempatan pada tahun 2021.

Baca Juga: Cek Fakta: Penyuntikan Vaksin Covid-19 ke Ibu Hamil Dikabarkan Bisa Sebabkan Cacat Janin, Ini Faktanya

Ren saat ini dikabarkan harus berjalan dengan bantuan kruk dalam berkegiatan sehari-harinya.

Pada 28 September 2021, ibu Ren menerima penyelesaian dengan sekolah, menerima ganti rugi 390.000 yuan atau senilai Rp860 juta.

Tetapi ibu Ren dilaporkan tidak puas dengan jumlah tersebut, dan menyatakan keraguan bahwa jumlah tersebut dapat menutupi biaya pengobatan anaknya di masa depan.

Karena mendapatkan cacat permanen dan diskusi seputar insiden tersebut, gadis itu dilaporkan merasa rendah diri dan berusaha untuk pindah ke sekolah lain.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Mothership

Tags

Terkini

Terpopuler