PR BEKASI - Taliban meminta Amerika Serikat (AS) dan negara-negara lainnya untuk mengakui pemerintahan mereka di Afghanistan.
Taliban juga mendesak AS untuk mencabut blokir akses dana Afghanistan yang kini mengalami pembekuan.
Seperti yang diketahui, sebagian besar aset Afghanistan yang bernilai miliaran dolar saat ini masih dipegang oleh AS.
Baca Juga: ISIS di Afghanistan Makin Sangar, Amerika Serikat dan Taliban Was-was
Oleh karena itu, Taliban juga mendesak hak akses terhadap dana Afghanistan yang kini tertahan di bank sentral.
Taliban berdalih, tidak adanya pengakuan dan pembekuan dana akan menimbulkan masalah baru.
Masalah itu bukan hanya menghantam Afghanistan, melainkan turut berdampak pada negara-negara lain di dunia.
Hingga saat ini, tidak ada negara yang resmi mengakui pemerintahan Taliban di Afghanistan sejak kelompok militan itu berkuasa pada Agustus.
Pembekuan aset yang kini berada di tangan AS memperparah krisis kemanusiaan dan ekonomi di Afghanistan.
"Pesan kami kepada Amerika adalah, jika tidak diakui terus, masalah Afghanistan berlanjut, masalah kawasan bisa berubah menjadi masalah bagi dunia," kata Juru Bicara Taliban, Zabihullah Mujahid dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari Hindustan Times pada Minggu, 31 Oktober 2021.
Baca Juga: Taliban Berkuasa, 90 Persen Jurnalis di Afghanistan Alami Kekerasan
Sebelumnya, AS menginvasi Afghanistan pada tahun 2001, tak lama setelah tragedi 11 September 2001.
Pada saat itu, militer AS menggulingkan pemerintahan Taliban yang menolak untuk menyerahkan pemimpin Al Qaeda, Osama bin Laden.***