Ingin Kabur dari Taliban, Yahudi Afghanistan Terakhir Minta 10 Juta Dolar untuk Pindah ke Israel

2 November 2021, 15:13 WIB
Orang Yahudi terakhir asal Afghanistan, Zebulon Simantov meminta uang sebesar 10 juta dokar untuk melarikan diri dari Taliban menuju Israel. /REUTERS/Omar Sobhani

 

PR BEKASI – Orang Yahudi terakhir yang diketahui masih tersisa di Afghanistan, Zebulon Simantov dilaporkan telah meminta uang sebesar 10 juta dolar AS atau senilai Rp142 miliar untuk diterbangkan ke Israel.

Menurut laporan Jewish Chronicle uang tersebut diminta oleh pria berusia 62 tahun itu untuk melarikan diri dari kekuasaan Taliban bulan lalu dan untuk membeli mantel musim dingin.

Sebelumnya, Zebulon Simantov diterbangkan ke sebuah negara yang tidak disebutkan namanya karena alasan keamanan oleh seorang pengusaha Israel-Amerika, Moti Kahana.

Namun, sekarang Zebulon Simantov dilaporkan berada di Istanbul, Turki, di mana dia tinggal di sebuah hotel.

Baca Juga: Sebanyak 65 Teroris ISIS di Afghanistan Menyerah kepada Taliban

Moti mengatakan kepada Haaretz pada bulan Agustus bahwa Zebulon Simantov awalnya setuju untuk dievakuasi dari Afghanistan dengan syarat menerima uang pembiayaan pribadi.

"Saya tidak membayar orang Yahudi untuk menyelamatkan hidup mereka sendiri,” kata Moti, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Middle East Monitor, Selasa, 2 November 2021.

“Saya di sini untuk membantu. Saya tidak di sini untuk membayar Anda untuk menyelamatkan hidup Anda," tambahnya.

Moti menambahkan, bahwa Zebulon Simantov mengaku pada dirinya memiliki beberapa hutang yang harus dia lunasi sebelum dia pergi.

Baca Juga: Larikan Diri dari Taliban, Pengungsi LGBT Afghanistan Tiba di Inggris

Utang-utang Zebulon Simantov di Afghanistan tersebut kemudian dilunasi oleh para Rabbi Yahudi

“Kami tidak dalam bisnis menutupi hutang orang. Kami dalam bisnis menyelamatkan nyawa orang jika mereka perlu diselamatkan," tegas Rabi Mendy Chitrik, ketua Aliansi Rabbi Yahudi di Negara-negara Islam yang berbasis di Istanbul.

Moti saat ini menawarkan untuk mengatur penerbangan untuk mengangkut Zebulon Simantov ke Israel, yang awalnya dia terima, tetapi berubah pikiran dan telah meminta untuk diterbangkan ke AS sebagai gantinya.

Namun, Moti memperingatkan bahwa dia tidak ada dalam daftar prioritas AS dan proses visa bisa memakan waktu hingga dua tahun.

Baca Juga: Pesta Pernikahan di Afghanistan Berakhir Tragis karena Putar Musik, Ulah Taliban?

Oleh karena itu, Zebulon Simanton meminta 10 juta dolar untuk penerbangannya ke Israel, untuk mengkompensasi kerugian yang dideritanya ketika melarikan diri dari kepemimpinan Taliban di Afghanistan, serta sejumlah uang untuk mantel musim dingin.

Dia juga akhirnya memberikan istrinya, yang berbasis di Israel, perceraian bulan lalu setelah menolak selama lebih dari 20 tahun.

"Saya bukan babysitter. Saya tidak bisa terus mendanai dan mendukung Zebulon Simantov di Istanbul untuk waktu yang tidak terbatas,” kata Moti yang mengaku keberatan.

“Saya mengatakan kepadanya bahwa saya tidak akan membawanya kembali ke Afghanistan yang dikuasai Taliban," tambahnya.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Middle East Monitor

Tags

Terkini

Terpopuler